Lihat ke Halaman Asli

Yon Bayu

TERVERIFIKASI

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Survei LIPI Tegaskan Profil Pendukung Jokowi

Diperbarui: 19 Juli 2018   18:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peneliti Politik LIPI Siti Zuhro. Foto: KOMPAS.com/Nabilla Tashandra

Profil pendukung atau calon pemilih sangat penting bagi peserta kontestasi elektoral seperti calon anggota legislatif, bahkan calon presiden dan wakil presiden. Data ini bisa dipakai oleh pihak yang disurvei untuk merumuskan visi-misi dan model kampanye agar tepat sasaran. Sebaliknya, bagi lawannya, data tersebut berguna untuk melakukan hal sebaliknya, yakni merusak basis dukungan lawan.

Lalu seperti apa profil pendukung calon petahana Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019? Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) punya jawabannya. Dalam rilis hari ini, LIPI memetakan profil calon pemilih keduanya melalui survei yang digelar pada 19 April-5 Mei 2018 dengan melibatkan 2.100 responden. LIPI mengklaim margin of error survei sebesar +/- 2,14 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.

Hasilnya, tingkat dukungan Jokowi di pedesaan cenderung lebih tinggi daripada di perkotaan. Tingkat dukungan Jokowi di kalangan pemilih dengan penghasilan lebih rendah juga cenderung lebih tinggi dibanding di kalangan pemilih dengan penghasilan lebih tinggi.

Temuan lain yang juga menarik adalah dalam simulasi antara Jokowi lawan Prabowo, ditemukan bahwa semakin tua usia pemilih dan semakin rendah tingkat pendidikannya, semakin besar dukungan terhadap Jokowi.

Jika disimpulkan maka pendukungan atau calon pemilih Jokowi adalah mereka yang tinggal di pedesaan, berpendidikan dan berpenghasilan rendah serta berusia lebih tua dibanding pemilih Prabowo. Terkait hal terakhir bisa dijabarkan manakala ada dua orang berusia 20 tahun dan 25 tahun, maka orang pertama cenderung mendukung Prabowo dan orang kedua mendukung Jokowi.

Tentu ini hanya gambar dari sebuah survei yang mungkin saja tidak sama persis dengan kondisi sebenarnya. LIPI menyebut hubungan variabel-variabel tersebut dengan pilihan capres lemah.

Namun demikian secara umum, elektabilitas Jokowi masih jauh di atas Prabowo. Dalam survei terbuka, elektabilitas Jokowi mencapai 46 persen, sedang Prabowo hanya 17 persen. Elektabilitas keduanya semakin njomplang dalam survei dengan pertanyaan tertutup yakni 53,3 persen untuk Jokowi dan 22 persen untuk Prabowo alias selisih 31,3 persen.

Survei LIPI tidak beda jauh dengan survei lembaga-lembaga lainnya. Pada survei awal tahun 2018, Poltracking menyebut elektabilitas Jokowi 51,1 persen dan Prabowo hanya 26,1 persen.  

Survei Litbang Kompas yang dilakukan pada 21 Maret hingga 1 April 2018 menempatkan Jokowi dengan  elektabilitas 55,9 persen, sementara elektabilitas Prabowo merosot menjadi 14,1,  dibanding survei enam bulan sebelumnya di mana elektabiltasnya masih sebesar 18,2 persen.

Lembaga survei Cyrus Network dan Indikator  merilis hasil yang kurang sama. Jika Cyrus mendapati elektabilitas Jokowi 58,5 persen berbading 21,8 persen milik Prabowo, maka dalam survei Indikator elektabilitas Jokowi berada di angka 51,9 persen, dan Prabowo hanya 19,2 persen.

Jika dirangkum dengan peta pendukung kduanya seperti yang dirilis LIPI, bisa dipahami mengapa elektabilitas Jokowi lebih tinggi dibanding Prabowo. Pertama tentu karena warga pedesaan lebih besar dibanding penduduk perkotaan. Demikian juga jumlah penduduk dengan penghasilan dan tingkat pendidik rendah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline