Gambar kemasan makanan ringan (snack) Bihun Kekinian alias Bikini tidak membangkitkan syahwat? Tagline Remas Aku tidak menjurus unsur pornografi?
Dua pertanyaan itu, jika ditanyakan kepada 1000 orang, akan kita dapatkan 1000 jawaban berbeda.
Mengapa?
Fantasi seks, benda/alat pembangkit syahwat (libido) tiap orang berbeda-beda.
Mayoritas laki-laki Papua tidak akan bangkit syahwatnya melihat buah dada perempuan di tempat umum karena (umumnya) perempuan Papua (di sejumlah daerah tertentu) tidak terbiasa memakai penutup dada sehingga hal itu menjadi pemandangan yang biasa-biasa saja.
Tetapi penulis haqul yakin, hasrat seksual laki-laki di Jakarta akan terbit manakala melihat perempuan tanpa penutup dada berlenggak-lenggok di mal atau Balai Kota.
Mungkin saja hasrat seks laki-laki di Jakarta tidak bangkit melihat atlet renang (perempuan) yang memakai bikini di kolam renang.
Sebaliknya, sangat mungkin syahwat laki-laki di pedalaman Papua bergejolak melihat rambut perempuan Manado tergerai dipermainkan angin, atau melihat perempuan Jawa memakai kebaya.
Dari gambaran di atas, jelaslah kriteria pornografi (dalam pikiran) tiap-tiap orang berbeda-beda.
Lingkungan, pendidikan, adat istiadat dan budaya ikut menyumbang kriteria pornografi dan pornoaksi yang tertanam dalam diri tiap-tiap individu maupun kelompok.
Apakah laki-laki Jawa salah jika nafsu seksnya bangkit melihat buah dada perempuan? Apakah suatu kelainan jika syahwat laki-laki Papua tidak bangkit melihat buah dada istri tetangganya?