Lihat ke Halaman Asli

Yon Bayu

TERVERIFIKASI

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

(Andai Aku Admin) Media Warga yang Berkeadilan

Diperbarui: 29 Januari 2016   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kompasiana adalah sebuah situs web (website) yang kontennya berasal dan dibuat oleh warga. Hal itu tertulis dengan jelas pada profil Kompasiana. Dengan demikian partisipasi warga- baik sebagai pengisi (tulisan) maupun pembaca, menjadi faktor yang utama. Tegasnya, tanpa partisipasi warga, Kompasiana tidak akan ada. Warga yang dimaksud di sini yakni anggota yang terdaftar di Kompasiana atau biasa disebut Kompasianer.   

Berangkat dari pemahaman itu, tentu setiap Kompasianer memiliki hak dan kedudukan yang sama untuk menggunakan ruang (space) yang ada sepanjang memenuhi peraturan-peraturan yang sudah dibakukan. Syarat untuk menjadi Kompasianer juga tidak memerlukan kompetensi tertentu karena Kompasianer bukan wartawan. Tidak ada yang melarang Kompasianer menulis berita (dalam kaitan peristiwa yang terjadi di lingkungannya), namun manakala berita tersebut ternyata mendapat sanggahan/gugatan pihak lain, maka Kompasianer sendiri yang harus menghadapinya. Mengapa begitu, karena media warga tidak memiliki (dan seharusnya memang tidak ada) filter untuk menyaring apakah sebuah tulisan layak dimuat atau tidak. Warga menulis sendiri, memposting sendiri dan bertanggung jawab sendiri atas tulisannya.    

Hal ini berbeda dengan kerja seorang wartawan di mana ketika beritanya digugat pihak lain, tanggung jawab ada di level atasnya yakni pemimpin redaksi (pada beberapa media tanggung jawab pemimpin redaksi dilimpahkan ke pimpinan umum selaku penanggung jawab)

Lalu di mana peran admin pada media warga?

Andai aku admin Kompasiana, aku tidak akan mencampuri tulisan warga. Sebagai wasit (meski menganalogikan admin dengan wasit kurang tepat) aku tidak akan ikut bermain. Aku tidak akan memprioritaskan tulisan yang bagus, gelar penulis yang berderet, atau teman yang suka kirim pesan. Aku akan memegang prinsip media ini milik warga sehingga setiap tulisan yang dibuat oleh warga memiliki kedudukan setara. Bukankah syarat untuk menjadi warga tidak ditentukan oleh standar pendidikan tertentu, usia tertentu, atau pangkat tertentu. Ketika sudah menjadi warga Kompasiana, maka si Pulan yang tukang gali got, memiliki hak yang sama dengan si Cepot yang pemilik toko onderdil. Tulisan si Kamto yang tukang soto, memiliki hak yang sama dengan tulisan si Tarjo yang penggemar soto, untuk mendapat label headline atau pilihan.

Andai aku admin Kompasiana, aku akan memegang teguh amanah itu dengan menjalankan fungsi kontrol yang ketat untuk:  

-  Memastikan para pemain (Kompasiner) tidak melanggar aturan.

-  Mengabaikan tulisan-tulisan yang bersifat news tanpa opini karena Kompasianer bukan wartawan (meski mungkin dia memang wartawan di tempat lain) sehingga tulisan-tulisan yang bersifat berita bisa dipastikan hasil comot sana-sini, termasuk mencomot tulisannya sendiri yang sudah ditayangkan medianya sendiri (seperti yang pernah aku lakukan untuk tes terhadap aturan yang menurutku kurang tepat).

- Memberi label headline dan pilihan secara objektif, bukan hanya berdasarkan bobot tulisan namun juga keadilan. Jika aku hanya memberi label pada tulisan yang berbobot berarti aku tidak mencerminkan seorang admin media warga karena mengabaikan rasa keadilan. Jika yang dicari admin hanya tulisan yang berbobot maka Kompasiana harus diubah menjadi media khusus dengan syarat keanggotaan yang ketat, terutama pendidikan.

- Tidak akan membiarkan Kompasianer bertanya-tanya terhadap suatu aturan.

- Tidak akan menghapus tulisan warga tanpa disertai alasan yang kuat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline