Lihat ke Halaman Asli

Di Mana Pemerintah Indonesia?

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia adalah negara berkembang dan seperti yang kita kethui tingkat kelahiran penduduk Indonesia sangat amatlah pesat dan berada di tingkat 4 dunia. Kualitas penduduk Indonesia tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang pesat karena kebijakan pemerintah yang kurang dikontrol dan kurang di maksimalkan. Masalah utama penduduk di Indonesia karena kurang terpadunya dan kurang sosialisasi tentang program pemerintah yaitu KB dan pendidikan yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengahadapi AEC.

Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326 (www.bps.go.id). Dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah. Dari sensus tahun 1971-2010, jumlah penduduk Indonesia semakin bertambah.

Program pemerintah yaitu KB kurang berjalan maksimal pada satu dekade terakhir. Kebijakan pemerintah ini karena kurang sosialisasi dan rendahnya kesadaran dari penduduk Indonesia. Hal ini akan terus berkembang jika terus dibiarkan karena usia produktif dan angka kelahiran tidak seimbang sehingga beban usia produktif semakin meningkat.

Dengan meningkatnya beban pada usia produktif maka angka kriminalitas akan semakin meningkat karena permasalahan ekonomi yang semakin mengikat. Otomatis keresahan dan kesejahteraan penduduk Indonesia semakin rendah karena dampak dari pertumbuhan penduduk yang semakin merajalela dan pesebaran pendudukpun tidak merata.

Pesebaran penduduk yang tidak merata maka perputaran ekonomi Indonesia tidak akan berkembang. Seperti data survey yang ada lebih dari 50% masyarakat Indonesia mendiami pulau Jawa karena banyak faktor antara lain; transportasi, iklim dan fasilitas yang lebih memadai di pulau Jawa. Hal ini disebabkan oleh otonomi daerah yang belum bisa melakukan kewajiban untuk membuat daerahnya berkembang dan kurang mampunya untuk memandirikan daerahnya.

Indonesia mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang sangat banyak tetapi sangat disayagkan, pemerintah Indonesia belum bisa memaksimalkan potensi yang ada. Hal ini di sebabkan oleh kebijakan pemerintah yang tidak berjalan dengan baik dan kurangnya kesadaran dari diri sendiri (masyarakat Indonesia).

Kesadaran masyarakat akanpendidikandi Indonesia masih tergolong rendah. Dari UU yang dikeluarkan pun terlihat bahwa wajib belajar penduduk Indonesia masih terbatas 9 tahun sementara negara lain bahkan menetapkan angka lebih dari 12 tahun dalampendidikannya. Namun bagi Indonesia sendiri, angka 9 tahun pun belum semuanya terlaksana dan tuntas mengingat banyaknya pulau di Indonesia yang masih belum terjangkau oleh berbagai fasilitas pendidikan. Dari HDI (Human Development Indeks) tahun 2011 pun rata-ratapendidikanbangsa Indonesia masih pada angka 5.8 tahun. Dari sini pun sudah terlihat bagaimana tingkatpendidikandi Indonesia.

Jika dianalisa dari data yang ada , banyak orang yang mempunyai pendidikan tinggi tetapi tetap saja menjadi pengangguran. Dari tahun ke tahun pendidikan SMA menjadi hambatan dan bisa dibilang pengangguran banyak berada pada tingkat SMA. Dari tahun 2008-2011 masyarakat yang tidak bersekolah memang menurun tetap lulusan perguruan tinggi tidak begitu banyak dan kurang berkualitas.

Seharusnya pemerintah Indonesia harus memeberi keterampilan khusus bagi yang tidak bersekolah atau dengan kata lain pendidikan tidak formal. Seperti yang kita ketahui pada tahun 2015 AEC akan datang dan semua penduduk harus memiliki keunggulan dan kualitas masing-masing agar dapat bertahan menghadapi AEC.

Pertanyaannya..Apa yang akan dilakukan pemerintah untuk Indonesia?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline