Lihat ke Halaman Asli

Yonathan Busisa

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP Buat Peta Persebaran Stunting untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Desa

Diperbarui: 10 Februari 2023   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Batang (03/02/2023) - Mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP 2022/2023 membuat peta persebaran anak yang terindikasi stunting di desa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang masih banyaknya anak yang terkena stunting.

Stunting dapat dilihat melalui indikator tinggi badan menurut umur (TB/U) atau didefinisikan dengan tinggi badan balita lebih pendek dari yang seharusnya dapat dicapai pada umur tertentu. Bersifat preventif, program ini ditujukan untuk mengetahui penyebab terjadinya stunting dan upaya pencegahan yang perlu dilakukan. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit degeneratif saat ia dewasa. Selain itu, dalam skala yang lebih besar, stunting dan malnutrisi juga diperkirakan menyebabkan penurunan produk domestik bruto (PDB) sebesar 2%-3% per tahun. Kondisi stunting ini juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak dan kesehatan anak. Adanya pandemi juga dapat meningkatkan angka balita stunting di dunia sebagai akibat dari pembatasan interaksi sosial secara langsung, yang berpengaruh pula pada akses terhadap gizi dan pelayanan kesehatan. 

Berdasarkan data, angka stunting di Kabupaten Batang tahun 2020 mengalami kenaikan yang signifikan dari data tahun 2019, di mana pada tahun 2020 tercatat data stunting mencapai 15% yang sebelumnya sebesar 5,6% pada tahun 2019. Adapun Desa Kluwih yang stuntingnya tinggi dan analisa Kesehatan ada di 7 Dusun yaitu Dusun Kemuning, Sipule, Silumbu, Gerdu, Begal, Krajan 1, dan Krajan 2. Desa  Kluwih menjadi salah satu fokus upaya pencegahan stunting. Pada tahun 2023 terdapat 90 anak dengan indikasi stunting. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian baik dari pemerintah, masyarakat, maupun akademik. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai rawannya stunting terhadap anak dibawah lima tahun (balita), peta persebaran digunakan dengan menampilkan jumlah anak yang terindikasi stunting.

Peta persebaran anak yang terindikasi stunting dibuat menggunakan data batas desa, batas tiap dusun, dan jumlah anak yang terindikasi stunting tiap dusunnya. Alamat dusun yang dimaksud merupakan posyandu dusun dimana anak tersebut didata. Lokasi posyandu digunakan sebagai alamat anak karena terdapat beberapa data yang tidak mencantumkan alamat dusun anak. Data yang digunakan pada peta didapat dari data anak stunting umur 0-59 bulan pada bulan November 2022 Desa Kluwih. Jumlah anak tersebut didapat dari web E-PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) Kementerian Kesehatan RI. Total anak stunting dari data yang didapat berjumlah 100 anak dengan rincian sebagai berikut: 2 anak dari Dusun Begal, 45 anak dari Dusun Gerdu, 5 anak dari Dusun Kemuning, 19 anak dari Dusun Krajan 1, 17 anak dari Dusun Krajan 2, 10 anak dari Dusun Silumbu, dan 2 anak dari Dusun Sipule.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline