"Yang kau lakukan adalah membiarkan seorang rasialis menjadi idola baru Amerika"- Billy Butcher dalam The Boys Season 2.
Selayaknya sekuel film superhero yang selalu menawarkan banyak hal lebih kepada para penontonnya, The Boys yang sejatinya merupakan sisi terbalik dari apa yang kita kenal dari cerita superhero selama ini juga menawarkan hal yang sama. Bisa dibilang musim kedua The Boys jauh lebih ambisius, lebih kompleks, lebih brutal, lebih kelam, dan tentu saja lebih spektakuler.
Jika pembaca mungkin asing dengan apa sebenarnya serial The Boys ini, mungkin bisa terlebih dulu membaca tulisan saya di tahun 2019 silam. Berikut linknya; "The Boys", Satir Superhero dengan Kemasan Intrik Politik yang Menggelitik
Melanjutkan cerita pada episode terakhir di musim pertamanya, Billy Butcher(Karl Urban) kini dalam pelariannya sekaligus mencoba membuat strategi baru untuk mengalahkan Homelander(Antony Starr), pemimpin kelompok superhero The Seven yang keji dan licik.
Di mana hilangnya Billy menyebabkan The Boys yang berisikan Hughie(Jack Quaid), Mother's Milk(Laz Alonso), Frenchie(Tomer Capon), dan Kimiko(Karen Fukuhara) menjadi buronan paling dicari saat ini.
Pun organisasi tempat The Seven bernaung, Vought, justru semakin besar dan populer di tengah masyarakat. Vought dan The Seven masih dianggap sebagai solusi perlindungan dari bahaya terorisme yang mengancam Amerika Serikat serta dunia meskipun faktanya justru kebalikannya.
Namun perpecahan sejatinya mulai menggerogoti tubuh The Seven itu sendiri. Dimulai dari Starlight(Erin Moriarty) yang ingin membongkar bahayanya senyawa V yang menjadi sumber kekuatan para superhero, kekecewaan Queen Maeve(Dominique McElligott) terhadap dirinya yang menjadi barang komoditas semata, hingga munculnya si misterius Stormfront(Aya Cash) yang dengan cepat mengancam dominasi Homelander sebagai pemilik sebutan superhero terkuat.
Namun tak hanya itu, misteri dan berbagai rahasia masa lalu para anggota The Seven bahkan The Boys pun mulai terkuak sedikit demi sedikit. Menyusun kepingan puzzle yang memang sudah dipersiapkan sejak musim pertamanya dan menjadi penanda akan munculnya musim ketiganya kelak.
***
Sejak menonton serial ini di musim pertamanya, penulis selalu terpuaskan dengan bagaimana The Boys menyajikan rentetan ceritanya. Narasi tentang bagaimana jika superhero yang memiliki kekuatan jauh melebihi manusia biasa tidaklah sesempurna superhero yang kita kenal selama ini.
Sifat-sifat manusiawi seperti haus kekuasaan, haus popularitas, dan keinginan untuk terus dicintai justru jauh lebih mendominasi daripada keinginan untuk menolong setiap orang dengan tulus.