Melihat judul tulisan ini beberapa pembaca pasti sudah ada yang mengetahui tentang Ne Zha atau mungkin belum tahu sama sekali. Wajar saja, dikarenakan film animasi ini memang berasal dari negeri Tiongkok yang notabene "kalah saing" dengan animasi dari Hollywood dimana Disney dan Dreamworks menjadi leading company-nya.
Ne Zha atau versi Indonesianya ditulis Nezha, begitu fenomenal secara pencapaian box office di negara asalnya, pun begitu menjanjikan secara tampilan animasinya.
Sebuah paket komplit yang tentu saja layak untuk mengantarnya ke posisi 2 box office sepanjang masa Tiongkok, setelah sebelumnya diduduki oleh film Sci-fi fenomenal Tiongkok, The Wandering Earth, yang penayangan globalnya diambil alih oleh Netflix. (Baca juga ulasan The Wandering Earth)
Dikutip dari laman boxofficemojo.com, Ne Zha memperoleh pendapatan sebesar 660 Juta USD untuk peredarannya di Tiongkok dan 3,5 Juta USD untuk peredarannya di seluruh dunia.
Hanya terpaut sedikit dari Wolf Warrior 2 yang ada di posisi puncak dimana memperoleh pendapatan sebesar 867 Juta USD di Tiongkok dan pencapaian di seluruh dunia sebesar 2,7 Juta USD.
Lantas, apa sebenarnya yang membuat film animasi ini begitu memikat dan membawa rekor tersendiri di negara asalnya? Saya pribadi mencatat ada 3 hal yang setidaknya membuat Ne Zha begitu fenomenal baik di negara asalnya juga di seluruh dunia.
1. Cerita yang Mengangkat Mitologi Tiongkok yang Kental dan Menyentuh
Ya, film ini menceritakan tentang makhluk mitologi Tiongkok yang popularitasnya tak kalah dengan Sun Wukong serta kental menceritakan tentang kondisi dinasti Tiongkok pada masa itu.
Nezha sendiri menceritakan sosok titisan dewa yang terlahir dengan kondisi tertukar. Dimana roh jahat dan baik seperti Yin-Yang yang dikirimkan dewa ke dunia, dibagi menjadi semacam pil yang harus dipecahkan kala istri dari raja Zhou melahirkan.
Namun, alih-alih roh kebaikan yang masuk ke dalam janin sang istri untuk meneruskan kerajaan, justru roh iblis lah yang masuk dan menjadi kutukan yang menyebabkan lahirnya manusia setengah iblis.
Premis tersebutlah yang kemudian membawa kita untuk mengikuti hari-hari Nezha dengan segala persoalan kehidupan sosialnya. Bagaimana sosok Nezha yang berbeda dengan anak-anak seusianya dan usahanya untuk berbaur dengan lingkungan sekitar, tentu menjadi poin menarik yang kemudian diangkat film ini.