Asia nampaknya sedang naik daun di gelaran Cannes Film Festival. Setelah tahun lalu film drama keluarga asal Jepang, Shoplifters (baca disini), memenangi piala palem dan menggeser film masterpiece-nya Spike Lee, BlackKklansman ke posisi runner-up, tahun ini kembali film Asia mengguncang gelaran Cannes.
Adalah Parasite garapan sutradara jenius asal Korea, Bong Joon-ho, yang kali ini memenangi Palme d'or 2019. Bahkan Quentin Tarantino lewat Once Upon a Hollywood nya dibuat tak berkutik menghadapi film tragicomedy tersebut.
Sebelumnya, Bong Joon-ho lebih sering menyematkan kritik sosialnya pada film-filmnya yang bertema science fiction semisal The Host, Snowpiercer dan Okja. Lewat Snowpiercer misalnya, kritikan tentang perbedaan kelas sosial dan insting bertahan hidup manusia menjadi poin utama yang dibahas dengan latar kereta di dunia pasca apokaliptik
Sementara dalam Okja, satir tentang eksploitasi hewan dan manusia sebagai puncak rantai makanan yang mengabaikan nilai-nilai keseimbangan alam menjadi poin utama yang disampaikan dengan narasi petualangan yang seru, haru dengan satu sisinya menampilkan kebenaran yang menyakitkan.
Bahkan Okja hampir saja mendapatkan Palme d'or 2017 andai kontroversi terkait film Netflix tak muncul saat itu. Ya, hanya karena Okja merupakan film Netflix yang notabene tak ditayangkan di layar lebar dimana juga menjadi salah satu syaratnya, piala palem pun pupus dari Okja. Namun nyatanya, 2 tahun kemudian Bong Joon-ho mampu menebus kegagalannya lewat Parasite.
Premis Sederhana dengan Kritik Sosial yang Kuat
Karakteristik yang mulai terlihat dari penyutradaraan Bong Joon-ho adalah bagaimana dengan jeniusnya dirinya meramu tema berat menjadi sebuah sajian film yang menyenangkan dan menghibur. Bagi yang sudah pernah lihat film-filmnya sebelumnya pasti mengamini hal ini. Dan Parasite pun demikian.
Premisnya sederhana, yaitu tentang dua keluarga yang bertolak belakang strata sosialnya, dimana pada akhirnya satu kejadian menuntun si keluarga miskin untuk melakukan kontak dengan keluarga kaya tersebut. Lebih dari itu, pertemuan mereka menuntun pada kejadian-kejadian yang tak hanya lucu dan menggelitik namun juga memilukan.
Adalah Ki-taek(Song Kang-ho) kepala keluarga dari sebuah keluarga yang hidup dibawah garis kemiskinan, yang memiliki seorang istri Chung-sook(Jang Hye-jin) dan sepasang anak laki-laki dan perempuan, Ki-woo(Choi Woo-shik) dan Ki-jung(Park So-dam).
Kesulitan finansial begitu membebat kehidupan mereka hingga untuk kebutuhan makan pun sulit dipenuhi. Begitupun dengan kebutuhan ponsel dan paket datanya, dimana mereka harus menumpang dengan wifi milik bangunan di sekitar rumah kumuh mereka.
Kabar baik kemudian datang kala teman Ki-woo(Park Seo-joon) datang menawari Ki-woo pekerjaan menjadi guru privat bahasa Inggris untuk menggantikannya sementara. Terkejut melihat anak yang diajarnya merupakan anak seorang businessman kaya raya, Ki-woo pun pada akhirnya memiliki ide cemerlang untuk mengambil keuntungan di rumah tersebut.