Sejak kehadiran film pertamanya di tahun 1937, A Star is Born berhasil menjelma menjadi salah satu film paling berpengaruh di industri perfilman Hollywood. Kala itu, dunia dibuat tercengang dengan kisah kelahiran seorang bintang Hollywood yang tampak relevan dengan kondisi industri perfilman saat itu namun juga menyajikan kisah cinta tragis di satu sisi.
Film ini juga menghasilkan pasangan ikonik dalam diri Janet Gaynor dan Fredric March hingga mereka berdua dianugerahi piala Oscar untuk kategori Best Actress dan Best Actor.
14 tahun kemudian yaitu di 1954, film ini dibuat ulang menjadi film musikal dan dibintangi oleh duo Judy Garland dan James Mason. Film ini juga menjadi salah satu film musikal termahal dan terlama kala itu, dimana durasinya mencapai 3 jam.
Ada hal menarik di film tahun 1954 ini, di mana sebagian besar adegannya sempat hilang karena proses pemotongan adegan. Adegan banyak yang dipotong paksa karena penjualan tiket perdana penayangannya sangat sedikit berkat durasi yang lama dan mempengaruhi jumlah show. Namun film ini masih mengikuti jejak pendahulunya yaitu juga memperoleh banyak penghargaan Oscar.
22 tahun kemudian tepatnya di 1976, film ini kembali di remake dengan melibatkan Barbra Streisand dan Kris Kristofferson yang namanya sudah tenar baik di industri film maupun musik dunia. Namun tidak seperti dua film pendahulunya yang banjir penghargaan Oscar, film ini hanya memenangkan 1 piala Oscar pada kategori Best Music, Original Song.
Kini 42 tahun atau hampir separuh abad sejak film remake keduanya dirilis, di tahun ini remake ketiga dari A Star is Born dirilis. Menggandeng Bradley Cooper dan Lady Gaga sebagai duo pemeran utamanya, film ini masih mengenakan pakem yang sama dengan tiga film pendahulunya namun dengan jalan cerita, konflik dan kondisi yang lebih relevan dengan keadaan saat ini.
Film ini pun masih setia dengan pakem tiga film awalnya, yaitu mengusung empat unsur utama yaitu artis tenar yang mulai turun, artis baru yang naik karena bantuan si artis utama, kisah cinta keduanya, dan akhir yang tragis.
Mengenai akhir ceritanya, bukan bermaksud spoiler, namun memang itulah unsur utama dari film A Star is Born yang dari masa ke masa yang konsisten menghasilkan cerita yang menyentuh juga memberikan pelajaran berharga di akhir kisahnya. Tak hanya soal cerita, A Star is Born pun konsisten menghasilkan deretan soundtrack yang berkualitas. Mengenai soundtrack nya, akan saya bahas pada tulisan lain.
Meskipun 2 film awalnya di tahun 1937 dan 1954 menceritakan perjuangan artis baru di industri film Hollywood, namun mulai versi 1976 dan 2018 ini mengusung cerita perjuangan artis baru di industri musik Amerika. Namun pada intinya tetap sama yaitu mengenai perjuangan rookie untuk menjadi superstar.
Film A Star is Born tahun 2018 ini juga yang pertama menggunakan nama tokoh wanita dengan nama selain Esther yaitu Ally. Selain itu tokoh pria di film ini juga yang pertama menghilangkan unsur nama Norman namun tetap menggunakan unsur nama Maine untuk menghormati film awalnya.
Seperti kita tahu di versi 1937 dan 1954 nama tokoh utama pria nya Norman Maine sementara versi 1976 nya John Norman dan di versi 2018 ini menggunakan nama Jackson Maine.