Lihat ke Halaman Asli

Pekan Krusial Liverpool dan Asa Mematahkan "Next Year is Our Year"

Diperbarui: 7 Mei 2019   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Liverpool Merayakan Kemenangan dengan Fans (tellereport.com)

Jalan terjal sedang berada di hadapan Liverpool saat ini. Dalam tempo tujuh hari ke depan punggawa dan pendukung Liverpool akan berada dalam periode paling penuh tekanan musim ini. Bisa jadi berakhir menjadi salah satu periode terindah bagi mereka, namun bisa juga merupakan salah satu periode terburuk.

The Reds masih menggantungkan harapan mereka untuk meraih trofi Liga Champions dan Liga Primer hingga saat ini. Dua pertandingan selanjutnya akan menjadi penentu takdir Liverpool musim ini, melepas puasa trofi atau pulang dengan tangan hampa. Fisik dan mental Liverpool akan benar-benar diuji. Pasalnya, dua pertandingan krusial itu hadir dalam rentang waktu seminggu ke depan.

Hari Selasa ini, Juergen Klopp dan anak asuhnya akan berjuang mati-matian untuk mengulang pencapaian mereka musim lalu. Barcelona akan dijamu di Anfield pada leg kedua semifinal Liga Champions. Satu tangan Barcelona sudah memegang tiket final, sebab Liverpool mereka 'telanjangi' 0-3 pada leg pertama di Camp Nou. Liverpool akan berjuang melawan kemustahilan, setidaknya dengan keharusan menang dengan skor minimal 4-0. Perkara mudah? Tentu bukan, sebab terakhir kali Messi cs. mengalami kekalahan dengan selisih empat gol adalah ketika mereka dipermalukan PSG 4-0 pada ajang yang sama tahun 2017 silam.

Barcelona juga bertamu ke Anfield dengan kondisi yang lebih fit. Ernesto Valverde merotasi pemain utama pada pertandingan La Liga melawan Celta Vigo Sabtu lalu. Berlawanan dengan Liverpool, mereka terpaksa kehilangan dua ujung tombak mereka, Mo Salah dan Roberto Firmino. Hal tersebut sudah diiyakan oleh Klopp sendiri dalam wawancaranya bersama BBC Sport. 

"Dua striker terbaik dunia tidak dapat tampil besok dan kami harus mencetak empat gol." Kondisi diperparah dengan absennya Virgil van Dijk dan Alex Oxlade-Chamberlain pada sesi latihan hari Senin kemarin. Perjuangan ekstra harus ditampilkan Liverpool agar mendapat tiket final dan menjaga asa mengangkat trofi "si kuping besar" untuk kali keenam.

Perjuangan Liverpool akan berlanjut di pekan terakhir Liga Primer pada Hari Minggu ini. Puncak perjuangan untuk merengkuh trofi yang sudah didambakan selama lebih dari 2 dekade lamanya. Kali ini Wolves yang akan bertamu ke Anfield. Kemenangan tidak cukup menjadi harga mati jika ingin melihat Liverpool berdiri di podium juara nantinya. 

Hasil laga Brighton kontra Manchester City juga menjadi penentu takdir Liverpool. Jika tiga poin diamankan City, maka kemenangan Liverpool dengan selisih 10 gol pun tak akan mengubah nasib mereka. Lemari trofi yang akan tetap nihil trofi Liga Primer, setidaknya hingga akhir musim depan.

The Reds saat ini mengoleksi 94 poin, tertinggal 1 poin dari City di pucuk klasemen. Wolves yang akan menjadi lawan Liverpool akhir pekan nanti merupakan momok bagi tim penghuni enam besar. Bahkan, Liverpool sendiri disingkirkan oleh Wolves pada ajang Piala FA musim ini. Wolves yang sudah dipastikan finis di peringkat ke-7 musim ini kemungkinan akan bermain tanpa beban dan lepas yang justru bisa menghambat langkah si merah.

Liverpudlian juga harus berharap akan adanya keajaiban pada laga di ujung selatan Inggris sana, di Amex Stadium markas Brighton & Hove Albion. Apabila tim kesayangannya berhasil menumbangkan Wolves, maka mereka harus berharap agar anak asuh Pep Guardiola setidaknya bermain imbang kontra Brighton. Meski di atas kertas nampaknya sulit, namun perlu diingat Brighton sukses menahan imbang Arsenal di Emirates pekan lalu. Asa belum putus untuk Liverpool.

Akhir pekan ini nasib Liverpool akan terjawab. Luapan kegembiraan atau air mata dan kekecewaan yang akan memenuhi sisi merah Kota Merseyside. Layaknya slogan apparel olahraga ternama asal Jerman : "All in or nothing". Liverpool harus mengerahkan segala kemampuan mereka pada sisa ajang musim ini. Atau justru mereka harus pulang dengan tangan kosong, dan tetap berkeyakinan bahwa 'next year is our year' untuk kesekian kalinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline