Lihat ke Halaman Asli

Strategi Jitu Mengelola Sumber Daya Manusia di Era Digital

Diperbarui: 27 November 2024   10:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Yona Puspitasari, Mahasiswa Program studi S1 Administrasi Rumah Sakit, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Singaperbangsa Karawang

Di tengah persaingan global yang semakin ketat dan perkembangan teknologi yang pesat, keberhasilan organisasi tidak hanya bergantung pada strategi bisnis dan teknologi, tetapi juga pada kompetensi serta keterampilan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. 

SDM adalah aset paling berharga bagi organisasi. Penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang kompeten akan berkontribusi secara langsung terhadap peningkatan produktivitas dan inovasi organisasi (Lathif et al., 2024). 

SDM yang berkualitas mampu beradaptasi dengan perubahan, membuat keputusan yang baik, serta memanfaatkan sumber daya organisasi dengan optimal. Namun SDM dengan keterampilan interpersonal yang baik lebih mampu berkolaborasi dan memberikan solusi inovatif, yang mendukung daya saing organisasi.

Penelitian empiris mengungkapkan bahwa kualitas SDM berkorelasi erat dengan kinerja organisasi. Keberhasilan organisasi tidak hanya bergantung pada rekrutmen karyawan berbakat, tetapi juga pada investasi dalam pengembangan karyawan. 

Organisasi dengan kompetensi SDM yang tinggi, akan lebih cepat mencapai target bisnis dibandingkan dengan organisasi yang tidak memiliki strategi pengelolaan SDM yang efektif. Partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan juga dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas kerja.

Meskipun pengelolaan SDM sangat penting, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh organisasi. Salah satu tantangan terbesar adalah perubahan ekspektasi karyawan terkait keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi.

 Karyawan masa kini menginginkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Selain itu, perkembangan teknologi menuntut SDM untuk terus belajar dan beradaptasi. Jika tidak dikelola dengan baik, perubahan cepat ini dapat menyebabkan kesenjangan keterampilan di antara karyawan. 

Fleksibilitas kerja dan program pelatihan berbasis teknologi dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi kesenjangan keterampilan. Pengembangan SDM yang mencakup peningkatan keterampilan komunikasi, kolaborasi tim, serta kemampuan berpikir kritis juga diperlukan. Organisasi yang menyediakan kesempatan bagi karyawan untuk belajar dan berkembang cenderung lebih siap menghadapi tantangan bisnis yang terus berubah. 

Program pelatihan yang berkelanjutan juga terbukti dapat meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial karyawan, serta berdampak langsung pada produktivitas organisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline