Satu kebiasaan di dalam keluargaku yang "wajib" kami lakukan bersama adalah belanja bulanan. Namanya belanja bulanan, artinya hanya sebulan sekali. Itu sebabnya, kami selalu saling menyesuaikan waktu agar bisa pergi bersama-sama. Kalau ada yang berhalangan, berarti harus mencari kesempatan di lain hari. Dan seterusnya demikian.
Belanja bulanan ini biasanya, dan pasti, sehabis gajian. Kadang di akhir bulan atau di awal bulan berikutnya. Waktu belanjanya selalu di sore hari hingga malam (maksimal pukul dua puluh kurang lebih, karena kami harus melakukan mesbah keluarga -- doa bersama sebelum tidur).
Di samping itu, biar tidak panas. Juga karena memang kami baru berkumpul kembali di rumah di sore hari. Baru berkumpul setelah beraktivitas seharian (bekerja/mengajar, kuliah atau sekolah).
Syukur pada Tuhan karena Ia telah memberkati kami dengan dua motor yang lumayan. Tidak mentereng sekali, tapi juga tidak jelek amat. Sangat membantu untuk transportasi sehari-hari. Kuda besi yang setia mengantar kami pergi ke sekolah atau kampus dan kembalinya.
Lumayan! Bahkan sangat memudahkan kami kalau bepergian. Minimal untuk berkeliling kota Makassar. Kami belum berani menjelajah ke luar kota melewati jarak 100 kilometer. Belum berani karena kami orang baru, selain tugas kerja yang sewaktu-waktu menuntut kehadiran.
Anggota keluargaku yang ada di rumah hanya berempat. Maka ke manapun pergi, kami selalu boncengan dan beriringan. Saat yang pasti bagi kami untuk pergi bersama-sama/beriringan adalah ke gereja dan ke Supermarket -- Pasar Swalayan.
Di antara kami berempat, baru aku dan anak pertamaku, Lorrinne (berusia 19 tahun), yang mempunyai surat ijin mengemudi. Maka dengan sendirinya, kami berdualah yang mengemudi. Putra bungsuku, Rommy (berumur 15 tahun), dibonceng Kakaknya. Dan aku membonceng istriku tercinta.
Tempat yang paling sering kami datangi untuk kegiatan ini (belanja bulanan) adalah Mal Panakukang. Selain dekat, juga karena ada banyak obyek/hal yang bisa dilihat dan dinikmati. Dari sekian banyak obyek kunjungan yang bisa dan biasa kami habiskan waktu, Toko buku Gramedia adalah yang terpopuler.
Walaupun di sana kami lebih sering menikmati secara rohani daripada jasmani. Artinya kalau ke toko buku, kami lebih banyak melihat-lihat daripada membeli. Tetapi kalau kebetulan ada buku yang bagus, maka baru akan disisihkan dana untuk membelinya di bulan berikut.
Jadi kami jarang membeli sesuatu tiba-tiba tanpa perencanaan. Apapun yang kami belanjakan selalu melalui sebuah perhitungan perencanaan. Kami membiasakan diri merayakan hidup menyesuaikan dengan kondisi keuangan. Yang bisa dibeli secara mendadak adalah makanan dan minuman penghalau lapar dan dahaga.
Sejak aku menikah, kami -- aku dan istriku -- belajar dan berusaha melatih diri untuk mengatur pengeluaran sesuai rencana. Termasuk belanja bulanan pun, sudah ada daftar yang pasti. Sehingga kalaupun melenceng atau ada -- semacam -- distorsi atau deviasi, tak terlalu membengkak yang membuat kelimpungan.