Kenapa Rekam Jejak Kredit Penting?
Pinjaman: Saat kita mau mengajukan pinjaman, bank atau lembaga keuangan akan melihat SLIK kita. Kalau nilai kita bagus, peluang dapat pinjaman lebih besar.
Kartu Kredit: Sama halnya dengan pinjaman, kartu kredit juga akan melihat SLIK kita sebelum disetujui.
Produk Keuangan Lain: Hampir semua produk keuangan yang melibatkan pinjaman akan mempertimbangkan rekam jejak kredit kita.
Apa Saja yang Dicatat di SLIK?
Informasi Pribadi: Nama, alamat, nomor KTP, dll.
Riwayat Pinjaman: Jenis pinjaman (KPR, KTA, dll), jumlah pinjaman, tanggal mulai dan akhir pinjaman, dan yang paling penting: sejarah pembayaran.
Status Pembayaran: Apakah kita selalu bayar tepat waktu, telat bayar, atau bahkan menunggak
Cara Menilai Kesesuaian Jumlah Pinjaman apakah kita sanggup membayar atau tidak, kita perlu mempertimbangkan beberapa faktor:
Kebutuhan: Seberapa besar sebenarnya kebutuhan peminjam? Apakah pinjaman ini benar-benar diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak atau hanya keinginan semata?
Kemampuan: Apakah peminjam memiliki penghasilan yang cukup untuk membayar cicilan setiap bulan? Apakah ada aset yang bisa dijadikan jaminan?
Agunan: Apakah ada aset (misalnya rumah, mobil, atau tanah) yang bisa dijadikan jaminan jika peminjam gagal membayar?
Riwayat Kredit: Bagaimana riwayat kredit peminjam sebelumnya? Apakah pernah telat bayar atau bahkan gagal bayar?
contoh kasus:
1.Andi ingin membeli mobil seharga Rp 300 juta. Dia mengajukan pinjaman ke bank sebesar Rp 250 juta. Bank kemudian akan menganalisis penghasilan Andi, jumlah utang yang sudah ada, dan aset yang dimiliki. Jika penghasilan Andi cukup untuk membayar cicilan setiap bulan dan dia memiliki aset yang bisa dijadikan jaminan, maka kemungkinan besar pinjamannya akan disetujui.
Jadi, apakah suku bunga kredit yang ditawarkan sudah sesuai dengan risiko yang ditanggung?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat beberapa faktor:
Profil Peminjam: Semakin baik profil kredit dan keuangan seseorang, semakin rendah risiko yang ditanggung oleh lembaga keuangan. Oleh karena itu, mereka bisa menawarkan suku bunga yang lebih rendah.
Jumlah Pinjaman: Pinjaman dalam jumlah besar biasanya memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan pinjaman kecil.
Jaminan: Adanya jaminan seperti rumah atau kendaraan bisa mengurangi risiko bagi lembaga keuangan, sehingga mereka bisa memberikan suku bunga yang lebih menarik.
Kondisi Ekonomi: Kondisi ekonomi secara umum juga mempengaruhi suku bunga. Ketika ekonomi sedang lesu, suku bunga cenderung lebih tinggi karena lembaga keuangan ingin meminimalkan risiko.
contoh kasus:Misalnya, ada dua orang yang ingin meminjam uang untuk membeli rumah. Orang pertama memiliki pekerjaan tetap, penghasilan stabil, dan tidak pernah telat bayar cicilan. Orang kedua baru lulus kuliah, belum memiliki pekerjaan tetap, dan belum pernah meminjam uang sebelumnya.