Lihat ke Halaman Asli

Kurikulum Merdeka: Solusi Krisis Pendidikan di Indonesia

Diperbarui: 21 Mei 2022   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar

Pendahuluan

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang untuk menambah ilmu pengetahuan, baik yang didapat melalui Lembaga informal, formal maupun nonformal. Dalam Pendidikan ini sangat berkaitan erat dengan kurikulum. Kurikulum ini berfungsi sebagai landasan yang memberikan arah dan tujuan pendidikan, serta isi yang harus dipelajari. Dalam pengaplikasian kurikulum dikembangkan disekolah untuk menyesuaikan keadaan dan kebutuhan lingkungan baik dalam dunia pendidikan maupun dunia kerja nantinya, karena hal tersebut berkaitan satu sama lain di dalamnya dan menjadi acuan semua pihak yang berperan dalam melaksanakan kurikulum yang berlaku. Karena Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan mulai tahun 2022 hingga 2024 pendidikan di Indonesia harus menerapkan kurikulum yang sesuai dengan yang dibutuhkan dengan memberikan tiga opsi memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran, yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Sejalan dengan konsep merdeka belajar kurikulum prototipe pun dicanangkan di setiap sekolah .  Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menganalisis bagaimana arah kurikulum prototipe dalam menjawab tantangan pendidikan dilihat dari Teori Kritis Habermas.

Isi

Krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan belum membaik dari tahun ke tahun. Studi nasional maupun internasional salah satunya PISA menunjukkan bahwa siswa di Indonesia tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep dasar matematika. Dalam skor tes PISA Indonesia tidak mengalami peningkatan yang signifikan dalam 10 sampai 15 tahun terakhir. Sekitar 70% siswa usia 15 tahun berada dibawah kompetensi minimum membaca dan matematika. Karena itu bisa dikatakan krisis dan harus mencari solusinya. Krisis pembelajaran ini lebih parah lagi pada saat belajar online. Berdasarkan riset bahwa dari sisi literasi sudah kehilangan sekitar 6 bulan pembelajaran di dalam tahun akademik untuk krisis ini besar sekali. Enumerasi 5 bulan mengalami learning loss. Itu artinya learning loss di daerah-daerah bisa sampai 10 bulan. Lalu ada beberapa kelemahan dari kurikulum sebelum yang bukan suatu hal yang baru yang dirasakan orangtua dan murid guru sudah diidentifikasi. Pertama, struktur pembelajaran tidak fleksibel karena sudah ditentukan per minggu. Kedua, materi yang terlalu padat. Ketiga, materi kita kadang membosankan kurang beragam sehingga guru tidak punya terlalu banyak objek untuk bisa mengembangkan pembelajaran kontekstual materi terlalu kaku terlalu pada membuat. Keempat, teknologi digital belum digunakan secara optimal.  Dengan begitu menjawab krisis tersebut kurikulum atau program Merdeka Belajar ini pun diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek)  sebagai bentuk dari tindak evaluasi perbaikan Kurikulum 2013. Sebelumnya, kurikulum ini juga disebut sebagai Kurikulum Prototipe yang merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah untuk mencetak generasi penerus yang lebih kompeten dalam berbagai bidang. Diawal pandemic Langkah pertama ke arah kurikulum darurat. Dengan menurunkan jumlah materi pembelajaran secara drastis agar guru dan murid bisa fokus ke materi yang esensial. Apa yang terjadi dengan memberikan pilihan di sekolah seluruh Indonesia 31.5 % sekolah pindah menggunakan kurikulum darurat, kita melihat learning loss dari pada sekolah yang menggunakan kurikulum darurat itu jauh lebih sedikit daripada sekolah yang menggunakan kurikulum 2013. Ini menunjukkan bahwa kebanyakan materi yang selalu dititipkan di dalam materi/ kurikulum itu tidak punya dampak positif terhadap pembelajaran siswa malah semakin singkat pendalaman materi itu semakin baik. Sekarang kita harus mempunyai kurikulum yang ringkas sederhana dan lebih fleksibel untuk mengejar learning loss ketertinggalan Indonesia ke negara lain dengan begitu dicanangkan kurikulum merdeka. Pada saat ini kurikulum merdeka yang kita gunakan dalam skala nasional. Kurikulum merdeka ini menjawab permasalahan tersebut yang mana struktur pembelajaran jauh lebih fleksibel karena guru dan sekolah bisa menentukan jam pelajaran per minggu nya karena yang targetnya yang dipenuhi satu tahun agar bisa matang dimengerti oleh siswa. Kedua kita fokus ke materi yang esensial yang dicapai per fase bukan satu tahun. Ketiga, kurikulum merdeka ini memberikan keleluasaan pada guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik dan memberikan dukungan digital.  Dengan begitu sejalan dengan teori kritis Habermas sebagai bentuk penerapan kebijakan kurikulum merdeka belajar. 

Teori Kritis Habermas bertujuan untuk membebaskan pemikiran dan Tindakan dari system yang mengikat dan dari sifat monologal komunikasi. Melalui Teori Kritis Habermas, pengetahuan dapat dipahami sebagai sesuatu yang otentik dalam konteks subjek pemikirannya, bukan sebagai pemikiran yang terikat yang diteruskan secara turun temurun. Relevansi teori kritis Habermas ini dapat dikorelasikan dan kemudian dapat diakomodasikan dalam penerapan kurikulum merdeka yang dicanangkan oleh Mendikbud. Banyaknya relevansi dari teori kritis Habermas dalam kaitan pergantian model UN. Dari teori Habermas didapati bahwa setiap individu seharusnya dapat mengembangkan kemampuan merasionalisasi berdasarkan minat dan konteks latar kehidupannya. Yang mana artinya membatasi kemampuan seseorang dalam bernalar. Teori kritis ini memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam berpikir. Setelah itu, pokok-pokok pikirannya dapat diaktualisasikan dan kemudian direinterpretasi kan ke dalam permasalahan yang actual. Proses aktualisasi dan reinterpretasi ini akan menghadirkan dialog sehingga dominasi dapat dihentikan. Habermas menolak komunikasi bersifat monologal dan sebagai gantinya, Habermas merekomendasikan komunikasi dialog yang bersifat emancipators. Yang artinya teori Habermas ini membantu para pendidikan dalam Menyusun RPP yang sesuai kebutuhan siswa dan satuan Pendidikan. Dalam mengembangkan struktur RPP. Pendidik dapat dengan kreatif menyusun dan menerapkan pembelajaran yang bersifat emansipatoris (membebaskan). Tidak hanya itu, pendidik juga membebaskan pendidik dari budaya masa lalu yang mengikat pendidik untuk Menyusun RPP yang rumit dan memakan waktu kini  RPP disederhanakan dan berorientasi pada siswa. Habermas juga menuliskan bahwa perubahan dari sisi ideologi/paradigma tidak mungkin dilakukan tanpa me revolusioner kan ilmu dan teknik itu sendiri. Oleh karena itu Habermas menyatakan bahwa perubahan ke arah kemajuan dapat dilakukan dengan memutuskan ikatan yang fatal terhadap ilmu pengetahuan. Jadi, dalam melakukan perubahan, kita perlu memutuskan ikatan dari tradisi yang dapat membungkam ilmu pengetahuan agar nantinya dunia pendidikan terus berkembang.

Simpulan dan saran

Kurikulum merdeka merupakan jawaban dari permasalahan Pendidikan di Indonesia. Dimana para praktisi pendidikan dan peserta didik mendambakan system pembelajaran yang bersifat emancipators dan membangun kompetensi siswa, yang secara khusus di dalam konteks era kewirausahaan dan era revolusi industry 4.0. Implementasi yang optimal dan efektif dari kurikulum merdeka telah menjadi jawaban dan tuntutan tersendiri agar kebijakan ini tidak bersifat kontemporer dan tidak cepat berganti. Banyak hal yang harus dipikirkan dan diterapkan agar pemangku kepentingan pendidikan dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan baik. Dari penjelasan diatas ditemukan bahwa teori kritis Habermas sangat sejalan dengan kebijakan kurikulum merdeka, sehingga dapat dijadikan pedoman alternatif di dalam menjalankan kebijakan tersebut. Dengan poin- poin yang dijelaskan dalam Teori Kritis Habermas sangat relevansi terhadap beberapa kebijakan kurikulum merdeka seperti pergantian model UN, penyederhanaan RPP. Selain itu, dengan Teori Kritis Habermas, paradigma lama pemangku kepentingan Pendidikan dapat berubah ke paradigma baru yang sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan siswa. Penulis menyarankan agar Teori Kritis Habermas dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan kebijakan kurikulum merdeka agar pembaruan dari kebijakan ini dapat berkesinambungan.

Sumber 

Hidayat, Rakkhmat. 2011. Pengantar Sosiologi Kurikulum, Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Merdeka Belajar Episode 15: Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar dari https://www.youtube.com/watch?v=T2-s6yY9yoI 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline