Lihat ke Halaman Asli

Yolanda Maya Damayhanti

Guru KB Cerdas Permai

Terminologi, Eksistensialisme, Pemikiran Tokoh Filsafat Eksistensialismee

Diperbarui: 4 Januari 2025   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Terminologi Eksistensialisme : Eksistensialisme sebagai aliran filsafat memiliki sejumlah terminologi dan konsep kunci yang penting untuk dipahami. Salah satu konsep dasar dalam eksistensialisme adalah kebebasan, yang sering kali disertai dengan rasa kecemasan atau angst---perasaan tidak menentu yang muncul dari kesadaran akan kebebasan mutlak untuk membuat pilihan dalam hidup. Sartre, dalam karyanya Being and Nothingness, menyatakan bahwa manusia pertama-tama ada, dan kemudian menentukan makna hidupnya melalui pilihan-pilihannya sendiri. Hal ini dikenal dengan istilah "keberadaan mendahului esensi." Ini berarti bahwa tidak ada tujuan atau esensi bawaan dalam diri manusia; esensi manusia tercipta melalui tindakan dan pilihan yang diambilnya

Pemikiran Tokoh-Tokoh Eksistensialisme : 

1. Sren Kierkegaard

Kierkegaard sering dianggap sebagai "bapak eksistensialisme," meskipun dia bukan bagian dari eksistensialisme abad ke-20. Kierkegaard menekankan pentingnya pengalaman pribadi dalam keberadaan manusia. Dalam karyanya Either/Or, ia mengajukan dua pilihan hidup yang fundamental---pilihan antara hidup estetis yang dikuasai oleh kenikmatan dan kesenangan, dan hidup etis yang dipenuhi dengan tanggung jawab dan komitmen moral.

2. Friedrich Nietzsche

Nietzsche, seorang filsuf Jerman, memberikan kontribusi besar terhadap eksistensialisme melalui konsep will to power (kehendak untuk berkuasa) dan bermensch (manusia super). Nietzsche mengkritik moralitas tradisional yang berasal dari agama Kristen dan menekankan bahwa individu harus menciptakan nilai-nilai mereka sendiri tanpa bergantung pada moralitas universal.

3. Jean-Paul Sartre

Sartre adalah salah satu tokoh utama eksistensialisme ateis. Dalam karyanya yang monumental, Being and Nothingness, Sartre mengembangkan konsep "keberadaan mendahului esensi," yang berarti bahwa manusia pertama-tama ada, dan kemudian menentukan esensinya melalui tindakan dan pilihan-pilihan mereka.

4. Martin Heidegger

Heidegger, meskipun lebih dikenal sebagai filsuf fenomenologi dan hermeneutika, juga berkontribusi pada eksistensialisme melalui karyanya Being and Time. Heidegger menekankan pentingnya Dasein, yang dalam bahasa Jerman berarti "keberadaan," untuk memahami eksistensi manusia. Heidegger berfokus pada bagaimana manusia menyadari keberadaannya sendiri dalam konteks dunia yang terbuka dan penuh ketidakpastian.

Relevansi Eksistensialisme dalam Kehidupan Kontemporer : 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline