Lihat ke Halaman Asli

Yolanda Florencia Herawati

Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Mengurai Benang Kusut KBGO di Dunia Digital

Diperbarui: 2 Januari 2023   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan dalam Jerat Ketakutan akan Kekerasan Siber (Ilustrasi/Freepik)

Indonesia tengah dirundung fenomena kekerasan berbasis gender online (KBGO). Semakin hari, kekerasan jenis baru ini makin ganas menyerang dunia digital. Terutama setelah merebaknya virus Covid-19 yang memunculkan sejumlah peraturan lockdown sehingga masyarakat dunia terpaksa menghabiskan sebagian besar waktunya di internet.

Rupanya, minimnya interaksi langsung antar manusia dan intensifnya penggunaan internet justru menimbulkan alarm bahaya bagi kekerasan seksual di dunia maya. 

Komnas Perempuan melaporkan terjadinya peningkatan jumlah korban KBGO yang cukup signifikan pada tahun 2020 dan 2021. Dalam Catatan Tahunan (CATAHU), Komnas Perempuan menunjukkan kurva peningkatan kasus KBGO yang melesat tinggi sejak 4 tahun belakangan, dari 97 kasus pada 2018 menjadi 281 pada 2019 dan menjadi 940 kasus pada 2020 dan puncaknya pada 2021 sebanyak 1721 kasus kekerasan.

Komnas Perempuan membuat laporan CATAHU setiap tahunnya yang berisikan statistik kasus aduan kekerasan seksual yang dialami wanita-wanita di Indonesia. 

Langkah tersebut dilakukan lembaga ini karena wanita menjadi korban utama dari kekerasan basis siber. Perempuan menjadi gender yang paling banyak dilecehkan di media sosial. Jenis pelecehan berbasis siber yang dialami perempuan pun beragam bentuknya, dapat berupa pelanggaran privasi atau doxxing, online harassment, hingga ancaman penyebaran foto atau video vulgar milik korban.

Dari data Komnas Perempuan itu terlihat pula pengaruh penggunaan internet terhadap lonjakan kasus KBGO. CATAHU menunjukkan tren laporan kasus KBGO tertinggi jatuh pada bulan Juni 2021 yang merupakan periode terjadinya lonjakan kasus Covid-19 setelah ditemukannya varian Delta. Sementara itu, Komnas Perempuan juga menemukan kesesuaian antara 5 provinsi dengan laporan KBGO terbanyak dan 5 provinsi dengan tingkat penggunaan internet tertinggi.

Ketika segala interaksi sehari-hari dipaksa beralih menjadi digital, kekerasan di dunia siber pun ikut meningkat. Hal ini memungkinkan para pelaku kekerasan di dunia nyata ikut berpindah ke dunia digital.

Meski di sisi lain, peralihan ke dunia digital juga dapat menguntungkan korban dalam hal pelaporan kasus KBGO, sebab korban dapat melapor dengan lebih mudah serta lebih cepat. Aduan KBGO yang diterima Komnas Perempuan pun menunjukkan peningkatan ketika formulir aduan bisa diakses secara online. 

Nasib Jejak Digital Korban KBGO

Di antara jenis-jenis kekerasan siber ini, mantan pacar dengan ancaman penyebaran konten vulgar mendominasi bentuk KBGO di ranah personal. Foto dan video vulgar yang pernah mengisi keintiman dalam hubungan mereka itu malah dijadikan ancaman ketika hubungan tersebut kandas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline