Apa itu Gaya Kepemimpinan?
Gaya Kepemimpinan merupakan gerak atau tindakan seseorang dalam memimpin yang akan dijadikan panutan oleh anggota maupun orang-orang disekitarnya. Setiap gaya kepemimpinan akan membawa pengaruh besar bagi masyarakat, baik itu gaya kepemimpinan yang keras atau lembut. Ada beberapa jenis gaya kepemimpinan di dunia, yaitu gaya kepemimpinan otoriter, demokratis, moralis, dan karismatik. Dari gaya kepemimpinan tersebut, gaya demokratis lah yang paling cocok diterapkan di Indonesia, karena Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, suku, dan ras.
Ada beberapa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh para Presiden saat memimpin negara Indonesia, diantaranya:
1. Dr. Ir. H. Soekarno (Periode 1945-1967)
Ir. Soekarno merupakan presiden pertama yang memimpin Negara Republik Indonesia. Beliau lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa Timur dan wafat pada 21 Juni 1970 di Jakarta. Ir. Soekarno dikenal sebagai pemimpin yang memperhatikan keseimbangan, tegas, dan istimewa diantara kemajemukan rakyat Indonesia. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh beliau berorientasi pada etika dan moral ideologi yang mendasari negara, hingga cocok diterapkan pada era tersebut.
Sifat kepemimpinan beliau yang paling menonjol adalah memiliki daya tarik, percaya diri, cerdas, kaya akan ide baru, bijaksana dan berkepala dingin. Saat masa puncak kepemimpinannya, beliau dijadikan seorang panutan dan sumber inspirasi kemerdekaan bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika, serta menjadi sosok pergerakan dalam melepas ketergantungan terhadap negara-negara barat (Amerika dan Eropa).
2. Jendral TNI H.M. Soeharto (Periode 1967-1998)
Gaya kepemimpinan Presiden Soeharto adalah gabungan kepemimpinan antara Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, merupakan gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat suatu tantangan sebagai hal yang akan berdampak positif dan memerlukan langkah-langkah terhadap penyesuaian. Awalnya, sifat kepemimpinan yang menonjol dalam diri beliau adalah kesederhanaan, mahir dalam mengatur strategi, pandai menggunakan kesempatan, dan konsisten dalam keputusan yang ia ambil.
Masa pemerintahan Soeharto diwarnai dengan praktik otoritarian dimana para tentara memiliki peran yang dominan. Kebijakan dwifungsi ABRI yang memberikan kesempatan kepada militer untuk berperan dalam bidang politik sebagai pertahanan negara, dan demokrasi yang ditindas selama 30 tahun mengatasnamakan kepentingan keamanan negeri dengan upaya pembatasan jumlah politik serta penahanan lawan-lawan politik. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang diterapkan beliau merupakan kepemimpinan yang otoriter, dominan, dan sentralis. Kepemimpinan otoriter inilah yang menjadikan Presiden Soeharto terpilih sebagai pemimpin negara Indonesia. Hal ini dikarenakan tingkat kekacauan dan situasi yang tidak menentu, serta tingkat pendidikan yang masih rendah. Oleh sebab itu, Presiden Soeharto dikenal sebagai sosok pemimpin yang lebih mementingkan pembangunan ekonomi dibanding sektor-sektor lainnya.
3. Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie (Periode 1998-1999)
Merupakan Presiden ketiga Indonesia yang lahir pada tanggal 25 Juni 1936 di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Ia dikenal sebagai sosok ilmuwan jenius, suka uji coba, namun lugu terhadap politik dan kurang tekun dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan beliau adalah kepemimpinan Dedikati-Fasilitatif, yang merupakan sendi dan kepemimpinan demoratik. Dimasa Pemerintahan beliau, kebebasan pers dibuka lebar hingga melahirkan demokratisasi yang lebih besar.
Saat penyelenggaraan negara, Habibie merupakan sosok yang liberal karena memiliki kehidupan dan pendidikan yang lama di luar negeri. Gaya komunikasi beliau yang spontanitas, cepat bereaksi, dan mampu mengambil keputusan secara tepat. Melalui gaya dan sifat kepemimpinannya, beliau dikenal sebagai seorang pemimpin dengan pribadi yang terbuka.
4. K. H. Abdurrahman Wahid/Gusdur (Periode 1999-2001)
Merupakan pemimpin ke-4 Indonesia yang lahir pada tanggal 7 September 1940 di Jombang, Jawa Timur. Beliau memiliki sifat agamis, liberal, penuh dengan ide, berpikir ala LSM, namun sangat tidak disiplin dan menjunjung tinggi pluralisme. Gaya kepemimpinan yang ia terapkan adalah Responsif-Akomodatif, yaitu usaha untuk menghimpun semua kepentingan dari berbagai aneka ragam yang memiliki dasar atau asas.
Pada awalnya, beliau merupakan sosok yang banyak memberikan harapan demi kemajuan negara Indonesia, agar menjadi figure yang bisa diterima oleh masyarakat baik didalam dan di luar negeri. Namun, setelah ia menjabat sebagai pemimpin negara, ia menjadi sosok yang dalam berbicara sering menyimpang, artinya tidak tetap pada pendiriannya.
5. Megawati Soekarnoputri (Periode 2001-2004)
Beliau merupakan Presiden yang dilantik untuk menggantikan Gusdur. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Megawati adalah anti kekerasan yang tepat untuk menghadapi situasi bangsa yang saat itu sedang memanas. Beliau merupakan sosok pemimpin yang banyak menjual citra (image) dirinya sendiri, selalu berpenampilan tenang, pribadi yang tertutup, namun sangat emosional, dan anti terhadap kritik. Beliau dikenal sebagai Presiden "wong cilik", karena beliau memiliki perhatian yang tinggi kepada masyarakat yang menyediakan bahan pokok murah.
Tipe kepemimpinan yang beliau terapkan lebih mengarah pada budaya ketimuran. Ia merupakan sosok yang cukup lama dalam mengambil sebuah keputusan. Namun, begitu keputusan tersebut diambil, maka keputusan tersebut mutlak dan tidak dapat diubah lagi.
6. Susilo Bambang Yudhoyono (Periode 2004-2009 dan 2009-2014)
Beliau merupakan Presiden pertama yang dipilih langsung oleh rakyat, karena sifatnya yang tegas, santun, ramah, cerdas, penuh pemikiran, bahkan apik dalam berbusana. Dimasa kepemimpinan beliau, kemajuan ekonomi dan stabilitas negara terlihat semakin membaik. Sebagai pemimpin, beliau mampu mengambil keputusan dalam kondisi apapun. Ia juga merupakan sosok yang demokratis, menghargai perbedaan pendapat, dan tahan terhadap kritik.
Namun, beliau tidak mendapat dukungan dari Parlemen, hal ini membuat beliau tidak leluasa dalam mengambil keputusan karena harus mempertimbangkan dukungan dari Parlemen. Disaat Indonesia memiliki pemimpin bangsa yang tepat, Parlemennya dipenuhi oleh kelompok-kelompok yang haus akan penyuapan atau uang sogokan. Dan karena sifat SBY yang memiliki konsistensi buruk, membuat ia dipandang sering berubah-ubah dan membingungkan publik.
7. Ir. H. Joko Widodo (Periode 2014-Sekarang)
Merupakan Presiden ke-7 yang lahir pada tanggal 21 Juni 1961 di Surakarta dan juga pemimpin kedua yang dipilih langsung oleh rakyat. Gaya kepemimpinan yang ia terapkan tergolong unik, karena masyarakat menyebut beliau sebagai seorang yang memiliki gaya kepemimpinan yang lain dari sebelumnya. Konsep kepemimpinan Presiden Jokowi adalah servant, yaitu menjadi seorang pelayan. Maksudnya, ia terjun langsung ke dalam kehidupan masyarakat untuk mengetahui segala bentuk keluhan yang mereka alami. Dan membuat inovasi dengan cara mendengarkan keluhan rakyat.
Kepemimpinan yang beliau terapkan dianggap nyeleneh, namun sangat penting untuk membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat. Gaya kepemimpinan yang beliau ambil mampu mencontohkan seperti apa pemimpin yang berani, tegas dan konsisten, meski Jokowi termasuk orang yang terlihat sederhana.
Referensi: