Lihat ke Halaman Asli

Dampak Resesi Amerika Serikat terhadap Indonesia

Diperbarui: 27 Juni 2023   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Resesi merupakan kata yang berfungsi untuk menjelaskan keadaan dimana ekonomi suatu negara menjadi buruk atau lambat. Resesi dalam konteks ekonomi merujuk pada penurunan yang signifikan dalam aktivitas ekonomi selama periode waktu. Resesi ini dapat terjadi cukup lama bahkan tahunan akibat dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebuah negara yang menurun. Hal ini dapat terlihat dalam berbagai indikator seperti produk domestik bruto riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produk industri, dan penjualan grosir-eceran. Resesi biasanya ditandai dengan adanya penurunan output ekonomi, pertumbuhan yang negatif, dan kenaikan tingkat pengangguran. Selain itu resesi juga dapat menyebabkan perusahaan mengurangi produk dan investasi, sehingga berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Resesi biasanya terjadi sebagai akibat dari pelemahan ekonomi dalam negeri dan dapat mempengaruhi berbagai sektor ekonomi. Faktor-faktor seperti krisis finansial, perang, inflasi tinggi, suku bunga naik dan juga penurunan permintaan global yang dapat menjadi pemicu terjadinya resesi ekonomi.

Amerika memiliki peran besar dalam perekonomian global, bahkan dapat dikatakan merajai ekonomi dunia. Alasan mengapa Amerika Serikat dapat merajai perekenomian karena merupakan negara dengan produktivitas tinggi dan terbesar dalam hal perekonomian di dunia, memiliki produk manufaktur terbesar di dunia, merupakan pelaku ekspor barang dan jasa terbesar di dunia,  mempunyai brand ternama di dunia, memiliki teknologi yang canggih di dunia dan juga merupakan bank sentral dan dolar menjadi mata uang dunia.

Indonesia memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat. Seperti yang dituliskan di atas bahwa Amerika Serikat merupakan raja ekonomi dunia, sehingga Indonesia mendapatkan dampak positif akibat kerjasama ini.

Amerika Serikat sering disebut dengan "raja ekonomi" itu karena terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap dominasi ekonominya dalam skala global. Terdapat ada beberapa perang, setelah perang kedua Amerika Serikat muncul sebagai kekuatan yang besar memainkan peran dominan membentuk dan memimpin suatu perekonomian dunia. Amerika Serikat juga memiliki persediaan modal manusia berpendidikan tinggi. Tenaga kerja berpendidikan tinggi ini, juga telah memainkan peran penting dalam mendorong Amerika Serikat menjadi ekonomi dominan secara global dan Amerika Serikat juga memiliki sistem pendidikan tinggi yang kuat, dengan memiliki banyak universitas peringkat teratas yang menarik mahasiswa dan peneliti dari seluruh dunia.

Hubungan antara negara Indonesia dengan Negara Amerika Serikat yaitu aspek penting dari sebuah kebijakan luar negeri pada kedua negara. Selama bertahun-tahun, kedua negara ini telah mengembangkan hubungan yang kompleks dan juga beragam yang mencangkup berbagai bidang seperti politik, ekonomi, keamanan, dan juga pertukaran budaya. Terdapat aspek mendasar dari hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat yaitu hubungan politik dan diplomatik. Kedua negara ini telah menyadari pentingnya dalam menjaga hubungan diplomatik dan telah mendirikan kedutaan besar di ibu kota masing-masing.

Pertumbuhan dan pembangunan sebuah ekonomi Indonesia dalam dekade terakhir berkedudukan sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia. Dilihat dari berbagai sumber, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional, PDB Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan stabil. Pertumbuhan ini didukung oleh berbagai sektor termasuk pariwisata dan investasi asing. Hubungan positif antara Indonesia dengan Amerika Serikat yaitu dapat membuka peluang perdagangan dan investasi, dan juga memainkan peran penting dalam perkembangan dan pertumbuhan di berbagai industri sebagai contoh manufaktur dan pertambangan. Hal ini berdampak pada peningkatan sebuah produksi dan ekspor barang yang berkontribusi terhadap pertumbuhan PDB Indonesia.

Hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat telah menjadi subjek penelitian yang luas khususnya dibidang politik, diplomasi, dan ekonomi. salah satu kajian mendasar yaitu menjelaskan mengenai pasang surut mengenai dampak positif dan negatif antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Salah satu dampak negatif nya yaitu persaingan perdagangan antar negara lain. Persaingan ini dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi bahkan resesi di Indonesia. Dampak negatif tersebut memerlukan penerapan kebijakan yang didukung oleh pemerintah untuk memulihkan stabilitas ekonomi.

Meskipun Amerika Serikat dinilai merajai ekonomi dunia, kondisi keuangan Amerika Serikat juga tidak selamanya stabil. Tak jarang, ekonomi Amerika Serikat ini disebut membingungkan. Pasalnya keadaan ekonomi yang sering berubah ubah. Seperti pada tahun 2022 Amerika Serikat mengalami kenaikan akibat perilaku konsumtif masyarakat dimana dapat meningkatkan perekonomian menjadi 2,9% pada tahunan di kuartal III-2022. Hal ini jauh dari perkiraan pemerintah, dimana pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 2,6%.

Namun pada tahun 2023, terdapat tingginya klaim tunjangan pengangguran pada tahun 2023 yang menandakan lemahnya pasar tenaga kerja. Tak hanya itu, Amerika Serikat diperkirakan mengalami resesi, yang diakibatkan oleh pemerintahan sebesar 31 triliun dollar AS. Utang pemerintah ini memiliki nilai yang cukup tinggi dikarenakan menumpuk dari tahun ke tahun guna menutupi defisit anggaran pemerintah. Resesi Amerika Serikat diduga terjadi karena adanya inflasi yang semakin meningkat, begitu pula dengan kemungkinan resesi. Dengan arti, dapat terjadi banyaknya PHK, kurangnya lapangan pekerjaan, dan suku bunga yang kebih tinggi. Tak hanya itu saja, namun keadaan ekonomi yang tiba-tiba berubah juga menjadi masalah karena dapat menciptakan permasalahan finansial yang serius

Ketika individu atau sebuah perusahaan mempunyai terlalu banyak utang, biaya untuk membayarnya dapat menjadi tinggi sehingga kesulitan untuk membayar tagihan. Ketika suatu negara mengalami gagal bayar utang dan terjadi kebangkrutan dapat menurunkan perekonomian. Turunnya nilai aset juga dapat menyebabkan resesi, saat membeli aset harus benar-benar dipertimbangkan dengan baik, karena sangat mungkin mengalami kerugian. Pengambilan atau pembelian aset dengan berlebihan dan menjualnya dengan jumlah langsung banyak dikarenakan nilainya menurun dapat mempengaruhi resesi ekonomi.

Inflasi merupakan terjadinya kenaikan harga secara ekstrim dari waktu ke waktu. Inflasi tidak dapat langsung digolongkan menjadi sebuah hal negatif, tetapi inflasi yang berlebihan adalah sesuatu yang berbahaya. Inflasi dapat dikendalikan yaitu seperti bank sentral mengontrol inflasi dengan menaikkan suku bunga, karena suku bunga yang tinggi dapat menekan aktivitas ekonomi. Tak hanya inflasi, deflasi juga dapat memiliki pengaruh. Deflasi adalah lawan kata dari resesi. Deflasi yaitu ketika harga mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Ketika deflasi tidak dapat dikendalikan, para pelaku bisnis dapat berhenti berbelanja yang mengakibatkan merusak kegiatan ekonomi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline