Lihat ke Halaman Asli

Chat Seorang Teman

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi sekitar pukul 03.00 WIB, saya terbangun dan tak bisa tidur lagi. Sejenak saya termenung, terdiam, sambil mengumpulkan kembali kesadaran saya sepenuhnya. Beberapa saat kemudian, saya beranjak dan menghidupkan laptop. Masuk ke dalam jejaring social facebook. Tentu saja sedikit sekali yang online. Sepi. Tetap dalam kondisi online dan saya asyik membaca-baca. Tak lama, chat seorang teman masuk. Dibuka dengan pertanyaan yang wajar, kenapa belum tidur? Lalu kami pun mengobrol sampai akhirnya ia bercerita bahwa ia baru pulang dari minum2. Wow! Sebagai seorang teman yang cukup dekat saya kaget membacanya. Saya baru menyadari ternyata dia suka minum. Cukup sedih dan dia tahu itu.

Dia pun bertanya, “Di mata kalian (kalian = orang-orang yang tidak suka liat orang minum) jelek ya orang minum itu?” Pertanyaan konyol menurut saya karena tentu saja jawabannya adalah iya! Bukan maksud saya membenci dia sebagai seorang pribadi atau individu, melainkan kebiasaan minum nya tersebut. Dia pun bercerita tentang kebiasan buruknya itu dan juga sedikit curcol tentang ceweknya. Sangat sedih mendengar ceritanya , kebiasaan buruk nya untuk minum-minum belum bisa dihilangkan meskipun aku nya sudah berkurang intensitasnya. Kaget juga karena tidak pernah terlintas di benak saya dia orang yang seperti itu dan dia juga sering berpartisipasi dalam pelayanan di kampusnya. Setiap orang punya sisi yang tak terduga, ya?

Tapi satu sisi saya bersyukur, ketika saya bisa menjadi salah satu orang yang dipercaya olehnya untuk bercerita. Bagi saya, bukan suatu kebetulan ketika saya online facebook dan merespon chat teman saya ini. Tergugah hati saya untuk berdoa buat dia dan menjadi seorang teman baik yang terus mendorong dan memperhatikan. Tidak perlu melihat dan mencari jauh-jauh orang-orang yang butuh pertolongan kita, tapi mari perhatikan teman terdekatmu dan orang-orang yang kamu kasihi, ternyata ada di sekitar kita dan itu sangat dekat! Pagi ini saya sungguh bersyukur pada Nya atas apa yang Dia tunjukkan pada saya. Saya mendapatkan sebuah pelajaran berharga untuk lebih lagi meningkatkan rasa perhatian dan kepedulian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline