Ketika itu ada banda neira mengalun merdu di kedua telinga kami
menepis panas yang merasuk ke tulang
di bawah sebuah payung kami duduk bersebelahan
hening mengunci kami
"Sampai kita tua, sampai jadi debu"
lirik itu mengalir indah di telinga
beningnya laut tersaji di bawah kaki
karang-karang laut berjejer sebagai rumah
andaikan kami bisa berubah menjadi ikan
dan berumah karang, akan sangat membahagiakan
menjadi ikan bebas yang tidak cemas
kami menyembunyikan hanyak harap di antara karang-karang
dan akan kami panen jika sudah terkumpul banyak
ketika itu kami diburu waktu dan rindu
yang menuntut kami bergegas
pena telah jatuh diatas kertas menulis sebuah arus
bukan kecemasan, ataupun kebahagiaan, melainkan keabadian
itu yang diperjuangkan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI