Lihat ke Halaman Asli

Halo, Sekolah!

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Emma, sampaikan pada wali kelasku kalau aku sakit.

-send-

Hidup ini adalah pilihan hidup, begitu juga sekolah.

Tiffany tersenyum ketika melihat balasan SMS dari Emma.

Oh, kamu pusing lagi ya? Oke, selamat beristirahat!

Sementara orang tuanya hanya pasrah meluluskan keinginan anaknya. Tadi pagi, Mama datang ke kamar menjenguk Tiffany yang masih berkutat dengan selimutnya. Dia mengelus rambutnya dengan lembut dan bertanya, "Sekolah?"

Tiffany tidak menjawab. Dia berbalik dan menutupi dirinya dengan selimut. Lebih rapat. Mama sudah tahu itulah jawabannya.

Ayah juga ikut masuk ke kamar Tiffany. Dia langsung merasakan aroma letih yang sedang dipikul istrinya. Tiffany masih di sana, di bawah selimutnya, berdansa dengan mimpi-mimpinya. Seharusnya sekarang dia telah berseragam putih-abu dengan rapi dan menunggu Mang Saleh mengantarnya ke sekolah.

Mama mendekati Ayah yang terpaku. "Ayah, sebaiknya kita melanjutkan aktivitas kita lagi. Biarkan Tiffany seperti itu."

***

Kelas 12 adalah beban. Kelas 12 adalah konflik. Kelas 12 adalah di mana tekanan akan menekanmu beberapa ribu paskal lebih besar dari sebelumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline