Lihat ke Halaman Asli

Anies dan di Balik Suksesnya Kampanye Hari Pertama Sekolah

Diperbarui: 11 Juli 2017   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, saat menyalami salah satu siswa SDN Polisi 1, Kota Bogor, Senin (18/7/2016). foto: kompas.com

Presiden Jokowi mengganti Anies Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Kocok ulang kabinet ini terjadi persis 10 hari usai sebagian besar sekolah mengawali tahun ajaran baru.

Pada 18 Juli lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama masyarakat mengampanyekan Gerakan Mengatar Anak di Hari Pertama Sekolah (HPS). jutaan orang tua bergerak mendampingi putra-putri mereka ke sekolah.

Tagar #HariPertamaSekolah memuncaki linimasadi media sosial. Perbincangan itu menjadi nomor wahid di Indonesia, dan urutan kedua di jagat twitter dunia. Kalau saja tidak ada kudeta di Turki hari itu, haqulyakin perbincangan ini akan menduduki nomor urut satu.

Banyak perusahaan yang memberikan gimmick bagi pelanggan dan kelonggaran bagi pegawainya untuk mengantar putra-putri mereka. Antara lain Gramedia, Telkom, Bank BTPN, dan lainnya. Menpan RB dan para kepala daerah juga memberikan imbauan agar pegawai negeri sipil melakukan hal serupa.

Tidak banyak yang diketahui publik tentang proses awal kampanye Hari Pertama Sekolah. Saya akan bercerita tentang bagaimana kita menggerakkan berbagai pihak untuk mendukung kampanye ini. Anies menyebutnya sebagai kolaborasi.

Artis pun Turut Serta

Sejak puasa Ramadhan lalu, Kemdikbud bersama para relawan membentuk Sekretariat Bersama (Sekber). Saya terlibat. Kami pun lantas membentuk Whatsapp Grup yang berisi para penggiat pendidikan, relawan, pejabat, blogger, dan artis.

Sejumlah nama pesohor yang turut serta dalam grup tersebut antara lain Farhan, Asri Welas, Olga Lydia, Bukik, Shafiq Pontoh, dan beberapa nama lain yang memiliki ribuan pengikut di media sosial.

Di luar nama-nama yang kerap mencuit di media sosial tersebut, ada relawan yang bekerja dalam senyap. Mereka membuat materi-materi kampanye berbentuk infografis, lagu, dan ragam lainnya. Catat, orang-orang ini bekerja secara sukarela, tanpa dibayar oleh Kemdikbud.

Setiap infografis yang telah dibuat langsung dibagikan dalam WA grup, lantas disebarluaskan melalui akun media sosial masing-masing. Ada yang melalui Facebook, Twitter, Instagram, dll.

salah satu infografis yang dibuat oleh para relawan (kemdikbud.go.id)

Secara bersamaan, para relawan, yang sebagian besar adalah mahasiswa, menghubungi perusahaan-perusahaan untuk mengajak terlibat dalam kampanye Hari Pertama Sekolah. Misalnya dengan menyajikan diskon produk di Hari Pertama Sekolah atau memberikan dispensasi terlambat bagi karyawan. Sebagian mendata komunitas yang memiliki banyak pengikut di media sosial.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline