Lihat ke Halaman Asli

Empat Pesan M Nuh Sebelum Lengser sebagai Mendikbud

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1413532663213078077

[caption id="attachment_329560" align="aligncenter" width="300" caption="Mendikbud Mohammad Nuh. (foto: youtube)"][/caption]

Pelaksanaan sholat Jumat di Masjid Baitut Tholibin yang terletak di komplek Kemdikbud Senayan, menjadi sangat spesial hari ini. Sebab, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA menjadi khotib Jumat di masjid itu.

Selain itu, kemungkinan ini adalah kali terakhir M. Nuh menjadi khotib Jumat sebagai Mendikbud, sebelum dirinya lengser. Maklumlah, Senin pekan depan (20/10), akan ada presiden beserta kabinet baru.

Pada ceramahnya yang lugas, M. Niuh mengutarakan beberapa wejangan dan pesan, namun ada empat hal yang menurut saya penting dan terekam dalam ingatan. Pertama, jangan pernah berhenti mendidik. “Teruslah mengedukasi keluarga, masyarakat, dan bangsa” ajaknya.

Menurutnya, pendidikan menjadi senjata ampuh dalam mengetaskan kemiskinan. Orang yang terdidik dapat memiliki kesempatan lebih luas untuk hidup lebih baik. Sembari menyitir perkataan para sahabat Nabi, ia menegaskan bahwa kemiskinan terparah adalah kebodohan. Sebab itu, kita harus bahu-membahu memberantas kebodohan. Ini bukan tugas pemerintah semata, namun butuh uluran tangan swasta, masyarakat, dan berbagai pihak.

Kedua, tingkatkan ibadah. Sekuat apapun upaya manusia dalam bekerja, hasil akhirnya ada pada zat tertinggi, yakti Tuhan yang Maha Esa. Karenanya, penting membina hubungan manusia dengan Tuhan. Ia adalah penguasa seluruh jagad kehidupan.

Ketiga, sayangilah anak yatim. Menurut M. Nuh anak-anak tanpa orangtua harus terus diberikan cinta kasih. Oleh sebab itu, ia berpesan agar program pendidikan terus menyentuh anak-anak yatim piatu. Selama ini, Kemdikbud memang memberikan banyak beasiswa untuk pelajar/mahasiswa tidak mampu dan yatim piatu. “Anak-anak yatim menjadi ladang pahala yang sangat luas bagi kita,” ujar M. Nuh seraya mengajak kita menyantuni anak Yatim.

Keempat, jangan berteman dengan orang pelit, terutama pelit ilmu. Orang yang bakhil seringkali tidak hanya pelit kepada orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri. Orang pelit ilmu justru akan menyiksa diri sendiri.

Sebab itu, jangan pelit berbagi, sekecil apapun ilmu yang kita miliki. Sebab, sekecil apapun ilmu yang kita bagi dapat membawa manfaat bagi orang-orang yang membutuhkan.

Ayo jangan berhenti mendidik dan berbagi pengetahuan……




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline