Lihat ke Halaman Asli

Yohannes Laurentius R

Hidup dari sisa harapan yang telah usang

Lelaki Tua

Diperbarui: 3 Desember 2021   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image: foto pribadi.

Awan panas terbentang pada horizon, dan kapas-kapas malam lebih tebal serupa bola salju hangat, lebih penuh dan lebih hangat dari bara sekam yang terbakar. 

Lelaki tua itu masih tenggelam tegap dalam prison pikirannya, berjalan sedikit guntai lalu terduduk merenung, sejenak meracau tentang masa lalu. Hari emas di masa silam.

Memeluk erat malam di atas kepalanya, merenungi sehari penuh matahari timur hingga terbenam di ufuk barat, disinari samar bulan berbentuk sabit seperti hari-hari yang telah berlalu sebelumnya.

Keadaan sadar dengan sedikit melankolis ini adalah hasil dari buah kekecewaan dan kesenangan dari kesewenangan waktu muda untuk menggunakan seluruh kebebasan yang ia rawat sedari dulu.

Berkelakar dalam sunyi sudah menjadi satu organ dalam tubuhnya, tertawa pada nasib baik pun menangisi kepergian dengan buruk adalah tabiatnya. 

Malam dingin dihiasi bintang gemerlap yang menerpa tubuhku menyerang dengan sinar terangnya, kepadanya lelaki tua itu meminta. Ijinkan aku memiliki kuasa pada derasnya pertanyaan dari sibuknya isi kepala.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline