Flores-Pilpres 2024 membuka babak baru dalam sejarah demokrasi Indonesia, dan salah satu momen krusial dalam proses ini adalah serangkaian debat antar calon presiden. Debat ini tidak hanya menjadi panggung bagi para pemimpin masa depan untuk saling mempertaruhkan visi mereka, tetapi juga menjadi refleksi tentang sejauh mana rakyat berpartisipasi dalam membentuk arah negara. Sebagai rakyat, apakah kita hanya menengok ke belakang, menoleh ke kiri dan kanan, atau bersedia menatap lurus ke depan?
1. Menengok: Menggali Hikmah dari Pengalaman Masa Lalu Menengok ke masa lalu adalah langkah awal yang bijak. Debat Pilpres 2024 menjadi platform bagi para calon untuk menyampaikan rekam jejak mereka, mengenang hikmah dari pengalaman masa lalu, dan menjelaskan bagaimana hal tersebut akan membentuk kebijakan di masa mendatang. Rakyat perlu memahami sejarah calon-calon ini, menggali nilai-nilai dan prinsip yang mereka bawa dari masa lalu.
2. Menoleh: Refleksi atas Tantangan Saat Ini Menoleh ke kiri dan kanan adalah langkah refleksi atas tantangan yang sedang dihadapi negara ini. Debat harus mendorong rakyat untuk lebih memahami isu-isu kritis seperti pandemi, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan ekonomi. Ini adalah saat di mana rakyat perlu menoleh kepada calon-calon dan meminta visi dan rencana konkrit yang dapat mengatasi tantangan saat ini.
3. Menatap: Membangun Visi Bersama untuk Masa Depan Namun, puncaknya adalah pada tahap menatap ke depan. Debat harus menjadi momen yang memicu pertanyaan tentang visi jangka panjang calon-calon untuk Indonesia. Bagaimana mereka melihat Indonesia dalam 10, 20, atau bahkan 50 tahun ke depan? Menatap adalah tindakan merencanakan masa depan bersama, dan debat ini harus menjadi panggung untuk menciptakan dialog yang mendalam tentang arah yang ingin diambil oleh bangsa ini. Menatap bukan hanya melibatkan memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan, tetapi juga menciptakan visi jangka panjang yang humanis. Visi yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada kesejahteraan sosial, perlindungan hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan. Menatap ke depan juga berarti mendorong pemimpin terpilih untuk merangkul keberagaman, memajukan hak-hak perempuan, dan menciptakan peluang bagi generasi mendatang. Dalam Pilpres 2024, mari bersama-sama menatap masa depan yang inklusif, di mana setiap warga negara merasakan dampak positif dari kebijakan dan pembangunan.
4. Inspiratif, Humaniora, dan Humanis: Menumbuhkan Empati dan Kebijaksanaan Debat Pilpres 2024 juga menjadi kesempatan untuk menciptakan dialog yang inspiratif, humaniora, dan humanis. Para calon perlu menunjukkan kebijaksanaan mereka dalam merespons pertanyaan, berbicara dengan empati tentang permasalahan sosial, dan menyajikan solusi-solusi yang mempromosikan keberagaman dan kesejahteraan. Ini adalah saat untuk menumbuhkan kesadaran akan hak asasi manusia, menciptakan dialog yang bermakna, dan membangun visi yang merangkul seluruh lapisan masyarakat.
5. Sesuai Konteks Saat Ini: Merespons Tantangan Global dan Lokal Debat Pilpres 2024 harus sesuai dengan konteks saat ini yang penuh tantangan. Rakyat perlu mendengar solusi nyata dan terperinci terkait perubahan iklim, kesehatan, ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan. Debat tidak boleh hanya menjadi ajang pertukaran retorika, tetapi harus memberikan jawaban konkrit atas masalah-masalah yang dihadapi oleh rakyat Indonesia. Dalam menghadapi serangkaian debat Pilpres 2024, mari bersama-sama menengok, menoleh, dan menatap dengan pandangan yang cerdas, inspiratif, dan humanis. Debat ini bukan hanya tentang calon presiden, tetapi tentang kita sebagai rakyat yang memiliki andil besar dalam membentuk masa depan bangsa ini. Mari memastikan bahwa dialog yang terjadi mendorong perubahan positif dan memberikan dorongan untuk mencapai Indonesia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H