Lihat ke Halaman Asli

Semesta yang Merindu

Diperbarui: 19 Juli 2024   22:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar Dokumen Pribadi

 Diginnya malam tak menembus getaran hati yang gunda dibalik raga,.

Tak tertembus tebalnya selimut yang membungkus jiwa.

Sang guling dibiarkan terkapar berbaring lusu dipinggir kasur tanpa dirayu jemari.

  Sebatang gretek terhisap habis disudut jendela tanpa kaca,.

Secangkir kopi kini telah dingin didekap gelapnya malam.

 Logika kini telah mati ditelan malam ditinggalkannya hati yang risau ditemani semesta yang merindu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline