Lihat ke Halaman Asli

Bencilah Aku Seperti Aku Mencintaimu

Diperbarui: 18 Juli 2024   20:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar Dokumen Pribadi

Lelucon badut tak selucu biasanya,.

   Riuh tawa penonton seperti angin lalu yang menghempas setiap kenangan pahit yang membekas.

 Lantas apa yang mesti ditertawai?

 Mengingat adalah hal termuda bagi orang yang memiliki pikiran tapi melupakan merupakan hal terberat bagi orang yang memiliki hati.

      Salahkah protesku pada Tuhan yang mencipkan hati?

 Mampuka dia menjawabNya?

 Jika mampu kenapa masih tersisa rasa 

Yang membekas?

Lantas apa yang mesti aku percaya?

Tuhan yang menciptakan semesta atau pikiran yang mengembara liar tanpa batas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline