Lihat ke Halaman Asli

Warkop 69

Diperbarui: 17 Juli 2024   01:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber gambar Dokumen Pribadi 

   Disudut taman di tengah kota di  sebuah warung kopi (warkop) sederhana tempat langganan disaat sedang lelah mengerjakan tugas akhir atau atau hanya ingin sedikit bernostalgia kembali akan kenangan masa lalu.

  Entah kenapa semenjak pertama kali aku pergi ke workop tersebut aku mulai jatuh hati.

 bukan karna pelayanannya yang  rama atau karna hanya ingin mejernikan mata dengan indahnya ciptaan Tuhan yang disebut wanita, namun ada hal yang berbeda dari tempat itu entalah apa itu akupun juga binggung jika diminta menjelaskannya.

  Kuletakan tas sampingku di bangku yang sama setiap kali aku duduk dan kupesan minuman kesukaanku . Tentu saja kopi tugu buaya dengan setengah sendok gula.

  Ku keluarkan buku yang baru saja kubeli

Buku dengan judul " logika Kritis filsafat klasik" karya Aloysius Germia dan Sholahuddin Al -ahmed .

 Dengan antusiasnya kumulai membaca halam demi halam buku itu ditemani secangkir kopi yang telah tersaji rapi di sudut meja.

  Ku mulai terhanyut dalam buku itu, sampai ada suara lirih yang mulai mengusik ditelingku.

 "  secangkir pop ice coklat".

Seorang gadis dengan pakaian rapi yang duduk langsung di depanku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline