Dunia informasi sekarang banyak dikuasai oleh elit media terutama di Indonesia. Media besar di Indonesia pun tercatat hanya dikuasai oleh beberapa konglomerat saja.
Terkadang, berita yang diberikan oleh media besar di Indonesia hanya didasarkan oleh kepentingan pemilik semata. Hal ini juga membuat arus informasi menjadi tidak sehat karena orang yang berkuasa bisa dengan mudah membuat informasi sesuai apa yang diinginkan olehnya saja.
Hal ini juga merujuk kepada rusaknya sistem demokrasi di Indonesia dimana jurnalisme yang seharusnya menjadi pilar demokrasi keempat dan menjaga independensinya sekarang sarat dengan kepentingan semata. Lagi-lagi ini disebabkan oleh adanya konsentrasi kepemilikan media besar di Indonesia yang mengontrol arus informasi yang ada.
Gambar diatas menunjukkan peta konsentrasi kepemilikan media di Indonesia. Dapat dilihat bahwa Jawa Pos Group, Femina Group, Kompas Gramedia Group, EMTEK Group hingga Mahadika Media Group membawahi media-media besar lain di Indonesia.
Jika dilihat lebih dalam lagi beberapa grup media di Indonesia seperti Jawa Pos yang dimiliki Dahlan Iskan hingga Mahadika Media Group yang dimiliki oleh Mahendra Agakhan Thohir semakin memperkuat bukti bahwa media besar di Indonesia hanya dimiliki oleh beberapa orang saja.
Konvergensi Media Jadi Perantara
Praktek konsentrasi kepemilikan media di Indonesia juga tak terlepas dari adanya konvergensi media. Konvergensi media sendiri adalah integrasi media lewat digitalisasi yang dilakukan oleh industri media (Nugroho, 2020).
Maka dari itu, media yang dulunya bersifat konvensional sekarang sudah berubah bentuknya menjadi media yang berbasis digital. Sosial media adalah salah satu contohnya.