Podcast menjadi salah satu media informasi dan hiburan yang sangat digandrungi oleh anak muda sekarang terkhusus gen z. Dari hasil riset terpisah We Are Social dan Hootsuite menunjukkan terdapat sebanyak 20,3 persen anak muda yang menyukai podcast dari keseluruhan pengguna internet di Indonesia.
Angka itu didominasi oleh kelompok usia 16-24 tahun yang masuk dalam kategori gen Z. Hal ini membuat Indonesia duduk di posisi 2 teratas sebagai pendengar podcast terbanyak di dunia membawahi Brazil dengan persentase sebesar 35,6% (Pahlevi, 2022). Tingginya minat gen z terhadap podcast diakibatkan oleh kemudahan akses dan sangat fleksibel untuk didengarkan dimana saja.
Banyak juga platform yang menyediakan layanan podcast secara gratis seperti Spotify, Youtube, Noice, Joox, Soundcloud, Google Podcast, dan lain-lain. Dengan banyaknya penyedia layanan podcast secara gratis, semakin pula mempermudah pengguna untuk mencari informasi dan hiburan yang tepat serta sesuai dengan minat masing-masing. Selain menjadi pendengar, banyak gen z yang juga menjadi podcaster seperti Jessica Bunga yang membahas tentang daily life, lalu juga Timothy Ronald yang membahas seputar ekonomi dan keuangan, serta masih banyak lagi podcaster dari kalangan gen z.
Sejarah dan Perkembangan Podcast
Dengan minat yang tinggi dan banyaknya podcaster dari kalangan gen z membuat dunia podcast semakin menjanjikan sebagai sumber informasi di masa mendatang. Sekilas menengok perkembangan podcast, sebenarnya istilah "podcast" diciptakan oleh Ben Hammersley seorang jurnalis BBC saat sedang menulis artikel untuk The Guardian pada 2004 silam. Kemudian istilah ini menjadi semakin terkenal sejak Danny Gregoire memperkenalkan podcast melalui pesan yang dikirimnya ke millis iPodder-dev dan diadopsi oleh Adam Curry hingga bisa terkenal sampai sekarang.
Secara umum, podcast dikenal sebagai rekaman audio yang bisa didengar oleh banyak orang dan bisa diputar dimana saja. Tak jarang pula, orang menganggap podcast sama dengan radio sebab keduanya memiliki format yang sama dalam pemutarannya. Pembeda utama antara radio dan podcast yaitu radio membutuhkan frekuensi tertentu untuk mendengarkan siaran, sedangkan podcast bisa diakses kapanpun asal memiliki jaringan internet. Selain itu, podcast juga memiliki berbagai macam bahasan yang bisa dipilih sesuai dengan mood pendengar tanpa harus menunggu dan menyesuaikan jadwal siaran seperti radio.
Di Indonesia sendiri, ada nama Boy Avianto sebagai pelopor podcast tanah air sehingga dijuluki "Bapak Podcast Indonesia". Ia membuat podcast pertamanya melalui kanal blogspot dengan nama "Apa Saja Podcast". Sejak saat itu, podcast mulai berkembang dengan pesat apalagi dengan hadirnya Soundcloud yang semakin mempermudah podcast untuk di dengar.
Selain Boy Avianto, ada juga seseorang yang berperan penting dalam menaikkan eksistensi podcast di Indonesia yaitu Deddy Corbuzier. Melalui podcast "Close The Door", ia kerap membahas berbagai hal mulai dari politik, hiburan, hingga isu-isu yang hangat diperbincangkan publik. Dari berbagai episode dalam podcastnya, ia memiliki jumlah pendengar yang sangat banyak dalam berbagai platform serta menjadikan Deddy Corbuzier sebagai salah satu podcaster dengan pengikut terbanyak di Indonesia.
Bentuk Baru Sumber Informasi Masa Depan
Sejak hadirnya podcast, orang-orang yang sudah mulai malas untuk mendengarkan konten berbentuk audio seperti radio perlahan mulai bangkit lagi. Format yang lebih simpel serta bisa didengarkan dimana saja dan kapan saja menjadi faktor penting dalam kebangkitan konten berbentuk audio ini. Keberadaan podcast juga memberikan wajah baru karena digarap dengan kemasan yang kreatif seperti drama, talkshow, monolog, review, hingga dokumenter (Fauzi dan Harfan, 2020).