Lihat ke Halaman Asli

Kenangan Natal Tak Terlupakan

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kenangan adalah sesuatu yang pasti dimiliki oleh hampir semua orang. Kita berupaya untuk terus menciptakan dan mengingat kenangan masa lalu yang indah. Salah satu kenangan masa kecil yang selalu tinggal dalam pikiran dan hati adalah saat-saat menjelang Natal. Di era tahun 80-an saat batas antara musim kemarau dan hujan masih jelas, bulan Desember selalu terasa sejuk dengan guyuran hujan yang hampir setiap hari menyirami kota Surabaya. Bulan yang selalu kami isi dengan segala hal yang berhubungan dengan Natal.

Pohon Natal yang disimpan didalam kotak mulai dibongkar dan dipasang kembali. Tidak lupa lampu Natal serta kapas untuk memberi kesan salju. Kantor pos adalah tempat langganan membeli perangko dan kartu ucapan Natal. Semua daftar alamat saudara dan kerabat yang akan kami kirimi kartu Natal kami cek kembali.

Bersama dengan abang dan adik, kami selalu menyibukkan diri dengan mengikuti latihan untuk tampil pada peringatan Natal. Menyanyi, ikut drama atau sekedar kebagian peran untuk membawa doa pada perayaan Natal anak-anak. Di bulan ini kami selalu menjaga sikap dengan mengurangi kenakalan dan keisengan ala anak kecil, ini semua demi keamanan kami saat menghadapi Sinterklas dan Piet Hitam. Waktu itu kami tidak tahu dari mana si Sinterklas tahu daftar kenakalan kami dirumah. Ternyata itu semua adalah hasil “konspirasi" orang tua kami dengan panitia acara Sinterklas.

Menjelang Natal adalah waktunya belanja baju baru. Saat duduk di kelas satu SMP saya mendapat dua pasang baju dan celana panjang baru. Celana panjang berwarna krem dan biru, serta dua pasang baju kotak-kotak dan polos, menurut saya itulah dua pasang baju terbaik yang pernah saya miliki. Ingin rasanya memakai dan menyimpannya seumur hidup.

Kue-kue kering, kacang, permen dan coklat serta sirup untuk tamu selalu tersedia. Tidak berlebihan namun cukup untuk menyambut para tamu yang datang memberi ucapan selamat Natal kepada kami sekeluarga. Biasanya yang paling banyak datang adalah tetangga sekitar rumah dan anggota jemaat gereja. Tidak sedikit kue-kue yang enak kami habiskan sendiri. Kesibukan menghias pohon Natal, kegembiraan saat menerima mainan baru dari Sinterklas atau sewaktu mendapat kartu ucapan Natal dari teman, dan kunjungan teman-teman kerumah. Semua telah berlalu dan tidak akan pernah kembali.

Tugasku sekarang adalah memberi kenangan Natal yang tidak kalah indahnya kepada tiga buah hati dirumah, senyuman mereka saat Natal akan menjadi kenangan baru dan kado Natal yang terindah. Selamat Natal ya anak-anakku ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline