Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Prihardana

Illum Oportet Crescere, Me Autem Minui (John 3:30 - Vulgata)

Utilitarianisme dan Fenomena Geng Motor Yang Meresahkan

Diperbarui: 16 Desember 2024   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://nandurtresnaofficial.blogspot.com/2024/12/utilitarianisme-dan-fenomena-geng-motor.html

Utilitarianisme, sebuah aliran filsafat yang dicetuskan oleh Jeremy Bentham, memberikan pendekatan yang sederhana namun mendalam terhadap evaluasi moral suatu tindakan: "Apakah tindakan tersebut menghasilkan kebahagiaan terbesar bagi jumlah orang terbanyak?" Prinsip ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan dampaknya terhadap kesejahteraan atau kebahagiaan. Dalam konteks sosial, utilitarianisme menjadi relevan saat membahas fenomena geng motor yang semakin meresahkan.

Fenomena geng motor bukan lagi sekadar kumpulan anak muda yang menyalurkan hobi bermotor. Dalam banyak kasus, tindakan mereka melibatkan kebut-kebutan di jalan raya, perusakan fasilitas umum, membawa sajam saat berkendara, hingga bentrokan yang menimbulkan ketakutan di masyarakat. Dampak dari perilaku semacam ini jelas bertentangan dengan prinsip utilitarianisme, karena lebih banyak penderitaan daripada kebahagiaan yang dihasilkan. Ketakutan pengguna jalan lain, kerugian materi akibat perusakan, hingga korban jiwa yang tak jarang muncul, menjadi bukti nyata kerugian yang mereka sebabkan.

Geng Motor dan Kebebasan yang Salah Dimaknai

Banyak anak muda dalam geng motor memaknai kebebasan sebagai kebebasan tanpa batas. Mereka sering beralasan bahwa perilaku mereka adalah bentuk ekspresi diri. Namun, kebebasan menurut Bentham tidak dapat dilepaskan dari pertimbangan terhadap dampaknya pada orang lain. Kebebasan yang merugikan orang lain bukanlah kebebasan, melainkan tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Bentham menekankan bahwa setiap individu harus mengejar kebahagiaan pribadi tanpa mengorbankan kebahagiaan orang lain. Dalam konteks geng motor, kebahagiaan yang mereka cari melalui adrenalin kebut-kebutan atau solidaritas kelompok tidak dapat dijadikan pembenaran jika menyebabkan penderitaan pada masyarakat luas.

Langkah Menangani Masalah Geng Motor

Pendekatan utilitarianisme juga menawarkan panduan praktis untuk menanggapi fenomena ini. Untuk menciptakan kebahagiaan terbesar bagi masyarakat, solusi yang ditawarkan harus mampu mengatasi akar masalah sekaligus memberikan ruang bagi anak muda untuk menyalurkan energinya dengan cara yang positif. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

-Pendidikan Moral dan Kesadaran Sosial
Anak muda perlu diajak memahami bahwa kebebasan selalu disertai tanggung jawab. Kampanye kesadaran sosial, baik melalui pendidikan formal maupun komunitas, bisa menjadi cara untuk menginternalisasi nilai-nilai kebahagiaan bersama.

-Fasilitas Alternatif
Pemerintah dan masyarakat dapat menyediakan fasilitas yang aman untuk kegiatan bermotor, seperti sirkuit balap atau klub motor resmi. Ini memberikan ruang bagi mereka untuk menyalurkan energi tanpa membahayakan orang lain.

-Penegakan Hukum yang Tegas namun Edukatif
Penegakan hukum terhadap geng motor harus tegas tetapi tetap memberikan peluang edukasi. Misalnya, pelanggar lalu lintas dari kalangan geng motor bisa diwajibkan mengikuti pelatihan keselamatan berkendara atau kegiatan sosial sebagai bentuk hukuman yang mendidik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline