Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Maharso

Communers'19

Hoaks Vaksin Covid 19: Ancaman untuk Tatanan Global!

Diperbarui: 12 Januari 2021   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: nasional.kompas.com

Pandemi Covid-19 merupakan suatu hal baru. Situasi ini memberikan banyak ruang ketidakpastian. Sebagai seorang manusia tentu kita merasa tidak nyaman dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini. Sesuai dengan pemikiran Maslow, manusia memang selalu ingin berada dalam kepastian dan juga kenyamanan, maka sudah sewajarnya bila manusia berusaha mencari kepastian itu dengan menciptakan pembenaran-pembenaran. 

Sayangnya, pembenaran-pembenaran yang diciptakan manusia ini belum tentu sahih. Kita seringkali mengkonsumsi pembenaran-pembenaran keliru atau yang sering kita sebut sebagai hoaks atau berita bohong.

Terlepas dari motif pembuatnya, hoaks dapat menimbulkan perpecahan, ketakutan yang berlebihan, dan dampak negatif lainnya. Parahnya, saat ini dampak negatif hoaks tersebut tentu akan lebih besar karena dapat disebarkan melalui media sosial.

Selama pandemi covid-19, sangat banyak konten hoaks yang telah diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dari media sosial di Indonesia. Sebagian besar di antara hoaks tersebut merupakan hoaks mengenai vaksin covid-19. Saya menemukan beberapa hoaks mengenai vaksin covid-19 yang beredar di media sosial. 

Pertama, mengenai jenis vaksin covid-19. Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan pernyataan Hadi Pranoto yang mengaku telah menemukan vaksin covid-19. Kedua, informasi mengenai jumlah dan proses pendistribusian vaksin. Tiga, informasi mengenai sertifikasi halal. Empat, kepastian mujarab atau tidaknya vaksin yang akan diberikan pada tubuh manusia.

Hoaks merupakan salah satu fenomena komunikasi yang banyak melanggar etika global. Pada tahun 1993, perwakilan agama dari seluruh dunia berkumpul dan menghasilkan deklarasi menuju etika global yang bertujuan menghasilkan tatanan global yang lebih baik.

Secara umum, isi deklarasi tersebut adalah pernyataan bahwa setiap manusia saling bergantung dan bertanggung jawab, saling memperlakukan sebagaimana orang lain ingin diperlakukan atau saling memahami, komitmen pada budaya tanpa kekerasan, komitmen untuk hidup dalam kebenaran,  dan tatanan yang adil. Hal-hal tersebut merupakan nilai-nilai yang mengikat dan standar yang tidak dapat diganggu gugat.

 Hoaks merupakan salah satu fenomena komunikasi, maka etika komunikasi penting dibahas dengan tetap menggunakan perspektif etika global, karena pada dasarnya etika komunikasi mengarah pada etika global pula. Etika komunikasi tidak hanya terkait pilihan kata yang diucapkan atau kepantasan kata tersebut diucapkan.

Menurut Shoemaker dan Reese terdapat beberapa etika komunikasi yaitu: 1) tanggung jawab; 2) kebebasan pers; 3) masalah etis; 4) ketepatan dan objektivitas dan 5) tindakan adil untuk semua orang.

Etika komunikasi sangat perlu diterapkan ke dalam proses komunikasi, karena pada dasarnya etika komunikasi ini ada untuk menciptakan suatu komunikasi dua arah yang mencirikan penghargaan, perhatian, dan dukungan timbal balik antara pihak-pihak yang berkomunikasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline