Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Kafiar

Freelancer

Virus, Musuh atau Teman Kita?

Diperbarui: 17 Oktober 2022   23:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus DNA dalam Embrio manusia (Pic : Lennart Nilsson/Science Photo Library)

Musuh bisa manghancurkan lawan maupun kawan. Artinya Musuh bisa menjadi lawan, tapi musuh juga bisa menjadi kawan. Hal semacam ini sudah biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan juga banyak mendominasi peran-peran dalam dunia perfilman. 

Namun, di era Modernisasi sekarang, manusia sudah banyak membasmi musuh-musuhnya tanpa menyadari bahwa mereka adalah teman. Bahkan mereka bukan sekedar teman, mereka telah memainkan peran yang sangat penting dalam kelangsungan hidup seseorang. Ya, Virus adalah jawabannya.

Berabad-abad silam, manusia dan virus sudah saling serang-menyerang dengan dampak korban jiwa yang tidak sedikit. Peperangan manusia dengan virus tidak pernah berakhir. Peperangan terkini adalah covid-19 yang menjadi senjata adalan virus untuk menyerang umat manusia. Jutaan korban jiwa telah berjatuhan. Stempel atau stigma virus adalah musuh bebuyutan manusia masih melekat hingga sekarang. Nah, Siapakah pemenangnya, manusia atau virus?

Manusia telah menciptakan sistem kekebalan yang menghambat penyerangan virus polio dan campak. Virus rabies hilang di tangan manusia. Virus Ebola, Virus gondongan, dan influenza pun telah lenyap di tangan manusia. Virus Nipah, Virus Hendra, virus Machupo dan Sin Nombre sudah disingkirkan manusia. 

Demam Berdarah dan semua rotavirus yang telah membunuh ratusan ribu nyawa setiap tahun, kini takluk, lenyap di tangan manusia. Virus Zika, Virus demam kuning, tewas. Tak ada manusia yang takut akan cacar air, hepatitis, herpes zoster, dan flu. Virus Variola penyebab cacar sudah diatasi sejak tahun 1977 silam. Virus herpes B telah menghilang. Sejarah kelam atas penderitaan dan kematian manusia berangsur-angsur pulih.

Virus SARS yang hebat dengan serangannya, lenyap, dan yang terkini SARS-CoV-2  yang ganas (Penyebab COVID-19) telah hilang. Apakah manusia telah puas dengan prestasi yang dicapai? Apakah peperangan ini telah berakhir?

Peperangan belum usai. Virus-HIV, AIDS masih bergerilya menunggu manusia Khilaf dan lengah sebagai sasaran empuk untuk dilahap. Lantas apa langkah manusia selanjutnya?

Manusia harus menyadari bahwa kita hidup di lautan virus yang banyaknya tak terhitung. Ya, lautan menyimpan berbagai macam partikel virus yang jumlahnya melebihi bintang di alam semesta. 

Mamalia saja mampu membawa 320.000 spesies virus. Ini belum ditambah dengan jumlah hewan non mamalia, bakteri terestrial, tumbuhan, dan jenis makhluk hidup lainnya. Jika anda bayangkan, jumlahnya sangat banyak! Jumlah yang menakutkan bagi manusia!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline