Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Kafiar

Freelancer

Pakaian Tiruan Pigmen Cumi-Cumi

Diperbarui: 22 September 2022   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Pixabay.com

Ketika berhadapan dengan musuh, Sel pigmen pada kulit cumi-cumi segera berkontraksi, mengubah warna dan tekstur kulitnya agar beradaptasi dengan  corak dan kondisi lingkungan sekitar. (Adaptasi Tingkah Laku).

Sel kromatofora yang berada pada lapisan kulitnya cumi-cumi, memiliki kantong yang berisi pigmen warna dan dilapisi otot-otot kecil. Ketika berhadapan dengan musuh atau mangsa, otaknya mengirim sinyal untuk mengencangkan otot di sekitar kantong, lalu kantong dan pigmen itu mengembang dan seketika merubah warna dan struktur kulitnya dalam sekejap. Selain untuk menyamar dan mengelabui musuh, ia juga menggunakan cara ini untuk  mencuri perhatian pasangan agar dapat berinteraksi.

Peristiwa ini menginspirasi para ilmuwan dari University of Bristol Inggris untuk meniru dan menerapkan prinsip kerja hewan ini. Mereka menciptakan jenis bahan yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan seperti halnya cumi-cumi.

Mereka membuat bahan dari elastomer dielektrik elektroaktif berupa polimer lembut dan kenyal yang dapat dimanupulasi secara electrik. Material ini mengcopy-paste prinsip kerja sel pigmen pada cumi-cumi yang mampu merespon rangsangan di lingkungan sekitar secara otomatis dengan cepat.

Adaptasi tiruan pada kulit cumi-cumi ini dikembangakan pada pakaian “pintar" yang nantinya dapat berkamuflase, berubah corak dan tekstur dengan cepat sesuai kondisi lingkungan.

Penemuan ini diterapkan pada pakaian cloaking dan pakaian bercahaya dinamis. Pakaian ini dapat menyatu dengan berbagai lingkungan seperti di alam liar dan juga dapat digunakan sebagai sinyal dalam operasi pencarian dan penyelamatan (Search and Rescue/SAR) bagi para korban yang sedang dalam musibah atau bahaya. Kepala Peneliti, Aaron Fishman dan para timnya yakin dan berharap kedepannya mereka bisa mengembangkan lebih banyak corak dan pola dari yang sudah ada.

Oleh : Yohanes Kafiar

Referensi : 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline