Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Kafiar

Freelancer

Hari Buku Nasional, Masih Eksiskah Buku di Abad Online?

Diperbarui: 16 Mei 2020   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : Ilustrasi diedit dari berbagai sumber

Tanggal 17 Mei 1980, ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional di Indonesia. Mungkin diantara para pembaca atau penulis era tahun 1970-an hingga akhir tahun 2000-an, pernah merasakan betapa laris manisnya buku pada periode itu dan memiliki arti yang sangat penting dalam hidupnya.

Pada era tersebut, buku sangat digandrungi di Indonesia. Boleh dikatakan media cetak atau perpustakaan bisa bersumber dari buku atau menyadur referensi dari buku. Buku merupakan jendela informasi terbesar pada saat itu.

Dunia tulis menulis pun sangat menjanjikan di era tersebut. Pada tahun 1974, Ashadi Siregar menulis novelnya yang berjudul, “Cintaku di Kampus Biru.” karya ini mendapat antusiasme masyarakat dan tahun 1976 novel ini disadur menjadi film dengan judul yang sama.

Novel ,”ayat-ayat cinta,” karya Habiburrahman El Shirazy dicetak ulang beberapa kali hingga ratusan ribu eksemplar karena dikategorikan Best Seller Indonesia. Kisah di atas merupakan segelintir contoh Jaman keemasan buku.

Jaman keemasaan buku mulai memudar ketika munculnya internet di era tahun 2000-an. Di era millenium ini segala informasi, berita, ilmu pengetahuan, sastra, teknologi, gaya hidup dan lain sebagainya dapat diakses melalui media online atau yang sering juga disebut ‘Dunia Maya.’ Semua pembaca dan penulis pun beralih ke media online, meninggalkan buku. Buku seolah-olah dianggap media kuno.

Nah, apa kira-kira yang salah pada buku, sehingga orang-orang cenderung mendominasi media online ?

Apa yang ada dibenak anda jika berhadapan dengan  29 juta buku di dalam gedung yang panjangnya 850 kilometer. Itulah kira-kira isi perpustakaan terbesar di dunia, "Perpustakaan Kongres," di Amerika Serikat. Setiap hari, koleksinya bertambah sebanyak 7.000 buah!

Inggris memiliki Perpustakaan dengan jumlah buku terbanyak kedua, yaitu lebih dari 18 juta buku.  Sedangkan Rusia di Moskwa memiliki 17 juta buku. Perpustakaan Nasional Prancis, salah satu perpustakaan nasional tertua di Eropa yang masih ada, memiliki koleksi 13 juta buku. ( Library World Records)

Sudah bisa dipastikan bahwa yang akan dihadapi adalah kemungkinan anda akan kerepotan karena waktu yang terbuang.  Untuk mencari topik atau judul diantara puluhan juta buku bukanlah hal yang mudah. Selain itu belum tentu mendapatkan buku sesuai topik yang anda butuhkan.

Nah, beberapa contoh kelemahan inilah yang lantas dimanifestasikan kedalam media online sebagai book online, perpustakaan online, berita online dan lain sebagainya. Selain itu keunggulan media online adalah anda bisa mencari topik  hanya dengan memasukan kata kunci pada search enginer atau mesin pencarian, maka akan ditampilkan  informasi sesuai topik yang anda inginkan. Berbagai topik yang dibutuhkan hanya dalam hitungan menit, sudah tersedia. Sungguh suatu perbedaan yang sangat signifikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline