Beruntunglah bagi mereka yang bisa menikmati pendidikan di tingkat sekolah, termasuk saya sendiri. Mengapa beruntung? Karena di luar sana jelas banyak sekali pemuda-pemudi bangsa yang juga ingin belajar di sekolah, namun tidak bisa karena masalah utama, yakni biaya.
Bicara masa-masa di sekolah saat masih tingkat siswa maupun mahasiswa dapat dikatakan sebagai satu momen kehidupan, yaitu momen menjadi seorang pelajar yang normalnya 16 tahun belajar (enam tahun tingkat SD, tiga tahun tingkat SMP, tiga tahun tingkat SMA, dan empat tahun tingkat kuliah).
Jika sedang berkumpul dengan keluarga, teman, maupun sahabat, jika membicarakan masalah sekolah jelas tidak akan ada habisnya dan dapat dipastikan kita bisa menjadi tertawa jika mengenang masa-masa itu.
Karena saat itulah sejumlah kenangan yang bisa dibilang sebagai awal mula pembelajaran dimulai. Bukan hanya akademis yang didapat tetapi juga pembelajaran kehidupan, salah satunya jelas adalah bersosialisasi.
Sejak kecil di tingkat SD, bahkan di tingkat TK kita sudah mulai dibentuk untuk bisa bekerjasama dengan teman, terlebih jika dibentuk dalam sebuah kelompok oleh guru kita.
Tak hanya itu, tentu banyak juga seiring berjalannya waktu kita memiliki teman bermain sendiri di luar dari kelompok, di mana teman ngumpul ini memiliki banyak sekali jika dikategorikan.
Mulai dari kategori yang disebut kumpulan anak kutu buku, di mana kumpulan ini biasanya dibentuk oleh anak-anak yang gemar belajar, kemana-mana selalu memiliki buku yang berat dan kacamata yang tebal.
Kumpulan anak olahraga, mulai dari tim basket, tim futsal, maupun penyuka olahraga lainnya, lalu ada juga kumpulan anak hangout yang gemar jalan-jalan, entah itu, nonton film, jalan-jalan, dan kumpulan yang selalu ada di setiap orang adalah kelompok gibahin orang lain alias membicarakan orang.
Menariknya, bukan hanya membicarakan orang dari kelompok lain saja, tidak jarang teman dalam satu kumpulan juga menjadi bahan pembicaraan. Wajar namanya juga manusia.
Tentu tidak sedikit juga ada yang bernyanyi, bermain kartu, atau yang paling umum adalah bermain Pancasila Lima Dasar saat guru yang bersangkutan tidak bisa hadir.
Tak hanya itu, ketika memasuki masa remaja, mulai dari SMP, SMA, hingga akhirnya kuliah tentu juga ada masa-masa menyukai lawan jenis. Ada yang sudah berpacaran sejak SMP dan awet hingga menikah, dan seterusnya atau ada juga yang hanya sebatas menjadi primadona dalam kelas dan menjalin hubungan sebatas kedekatan saja tanpa ada dalam ikatan status.