Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Suku Dayak Pesaguan

Diperbarui: 15 September 2024   19:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Sumber (Misbahul Munir S,2023)

Suku Dayak Pesaguan adalah sub-suku dayak yang mendiami kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Indonesia. Masyarakat Dayak Pesaguan adalah kelompok masyarakat asli yang mendiami wilayah pehuluan aliran Sungai Pesaguan di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar). Kelompok ini tersebar di wilayah tiga kecamatan, yaitu: Kecamatan Tumbang Titi di bagian paling timur, Desa Lalang Panjang di bagian tengah, dan Kecamatan Sungai Melayu Rayak di bagian barat. Secara statistik, nama suku Pesaguan pertama kali muncul dalam sensus BPS tahun 2000, namun akhirnya dalam sensus tahun 2010 suku Pesaguan digabung ke dalam suku Dayak.

 Musim buah bagi masyarakat suku dayak pesaguan bukanlah hal yang biasa, apalagi jika musim buah sangat melimpah. Masyarakat mewujudkan syukur dengan melakukan rangkaian upacara adat. Senggayung merupakan tradisi adat dari daerah Kalimatan Barat terkhususnya di kabupaten Ketapang, tepatnya di desa Tumbang Titi. Ini merupakan salah satu bentuk ucapan syukur masyarakat setempat atas berhasilnya panen buah atau buah melimpah, mereka melakukan ucapan syukur dengan cara merayakan acara makan-makan serta mengadakan acara adat di tempat mereka yang akan memanen hasil atau biasa disebut dengan ladang atau kebun.

Gambar 2. Sumber Budaya Indonesia 2023

Rangkaian upacara adat buah dipimpin oleh seorang Belian(bolin) buah. Upacara adat buah dimulai dari memorum doun memangkah dohan pada saat kuntum mulai tumbuh.Usai upacara ini, masyarakat tidak boleh memanjat pohon durian dan mengambilnya malam hari. Seorang Belian buah tidak boleh memakan semua jenis buah sampai pada upacara nyabit buah atau ninjangan senggayung, kecuali pinang-sirih. Ketika bunga mulai kembang dilanjutkan dengan upacara merimbang bunga' (memelihara kembang).Kemudian pada saat kembang mulai jadi buah (biasanya berpatokan pada pohon durian) diadakan upacara adat menimang/memandian pansai. Upacara ini disertai dengan upacara ritual ma-alap senggayung (alat musik yang terbuat dari bambu).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline