Lihat ke Halaman Asli

Yohanes Dewa Aji Pangestu

Mahasiswa Pascasarjana Magister Administrasi Pendidikan

Pentingnya Supervisi Manjerial bagi Kepala Sekolah dan Pengawas

Diperbarui: 8 September 2023   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Supervisi adalah cara pemimpin dalam membimbing dan membantu para practitioner dan staf pendidikan dalam menjalakna pendidikanya menurut JurnalURGENSI SUPERVISI MANAJERIAL UNTUK PENINGKATAN KINERJA SEKOLAH Oleh Ratu Vina Rohmatika Dalam Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/ Madrasah( Direktorat Tenaga Kependidikan, 2009 20) dinyatakan bahwa supervisi manajerial adalah supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya manusia( SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya.
Dalam pelaksanaan di dalam kelas pemimpin harus memerlukan adanya prinisp- prinsip dalam supervisi manajerial yaitu manajerial, adalah sebagai berikut a) Pengawas harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, di mana ia bertindak sebagai atasan dan kepala sekolah/ practitioner sebagai bawahan. b) Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal. c) Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu- waktu jika ada kesempatan. d) Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif. e) Program supervisi harus integral. Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam- macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. f) Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek lainnya.
Dengan adanya prinsip supervisi nantinya bimbingan yang di berikan kepala sekolah atau pun pengawas tidak jauh dari prinsip walapun pada kenyataan nya supervisi yang dilakukan masih banyak menjadikan tertekanya para practitioner karena bukan membimbing tetapi lebih mencari kesalahan dan menekan practitioner untuk sesuai dengan apa yang kepala sekolah ataupun pengawas dan tidak adanya tindak lanjut kembali dari kepala sekolah atau pun pengawas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline