Tekhnologi diciptakan bukan untuk memberikan bantuan manusia di wilayah umum saja, tetapi lebih banyak di wilayah privat. Padahal dalam ukuran kemajuan, perkembangan suatu Negara yang maju ditentukan oleh fasilitas umum yang bisa terjangkau oleh semua kalangan dengan mudah, seperti fasilitas transportasi terjangkau dan nyaman serta fasilitas lain yang bisa membuat aktivitas manusia menjadi mudah.
Negara dimana kepemilikan alat komunikasi seperti handphone bisa dimiliki oleh setiap orang di seluruh Negara, belum bisa dikategorikan maju, daripada kepemilikan pribadi terbatas tetapi fasilitas umum bisa terakses mudah. Perbandinganya antara Negara India dengan Jepang.
Tekhnologi pendeteksi kebohongan atau lie detector diawali oleh kepentingan umum untuk memberikan kenyamanan kepada banyak orang dengan memberikan efek jera kepada penjahat yang melakukan kejahatan dan merugikan banyak orang.
Disaat kepentingan umum ini kemudian menjadi alat untuk memberikan dominasi ketentuan antara yang benar dan yang salah, justru akan menyalahi kewenangan sebagai penghargaan terhadap hak kemerdekaan pribadi atau hak asasi yang terlalu jauh ke wilayah privat.
Memang tidak akan pernah ada yang protes karena penciptaan alat ini, karena akan di jawab tentang keseimbangan nilai baik dan buruknya yang bisa jadi alasan untuk di pertahankan. Tetapi setiap hal membutuhkan sikap kritik untuk memperbaiki keadaan dimana situasi di suatu waktu bisa berubah menurut keadaanya.
Penentuan terhadap fungsi alat ini didasarkan kepada kriteria medis seperti bagaimana menunjukan gejala tertentu apabila seorang yang di tes mengalami detak jantung yang cepat di saat berbohong, tetapi teratur di saat mengatakan kebenaran. Penentuan Itu bisa terjadi di orang yang normal di keadaan lingkungan yang sesuai dengan kriteria medis yang di tentukan oleh tekhnologi itu.
Lalu bagaimana ternyata keadaanya berbeda. Ilustrasi contohnya bisa begini. Dilingkungan penipu apabila tidak menipu akan dikucilkan dari lingkungan, makanya harus melakukan sesuatu bagaimana menjadi sama seperti yang lain. Sehingga menganggap menipu orang itu baik atau benar versi mereka. Bayangkan kalau digunakan alat lie detector, bukankah mereka akan meyakini penipuan sebagai kebenaran, dan mempertahankan kebenaran itu walaupun harus berbohong.
Walaupun sebenarnya kebenaran dan kebohongan bisa dirasakan seperti merasakan kesehatan dalam diri kita. Diwaktu sakit sebenarnya kita dapat mendeteksi bahwa tubuh kita merasakan ketidakberesan tubuh, anggap saja menjelang terserang penyakit flu merasakan badan lemas dan tenggorokan mulai tidak nyaman.
Orang berbohong seperti itu juga, pada saat harus berbohong dengan alasan penyelamatan diripun, kita merasakan perasaan tidak enak secara pribadi telah melakukan itu. Tapi bagaimana seandainya kita memang wajib melakukan kebohongan itu seperti kasus penipu di atas akan berbeda sekali hasilnya.
Kisah nyata, Pernah suatu ketika ada sekelompok anak muda berkeliling kampung untuk menawarkan barang dengan cara memberikan kuis atau tebak-tebakan. Apabila bisa menebah kuis itu barang tidak usah dibeli tapi akan di berikan gratis.
Tujuan utama membuat kuis dan pemberian gratis itu ternyata untuk memancing supaya hasil pertanyaan kuis bisa tertebak dan hadiah barang bisa diberikan dengan syarat membayar pajak tertentu untuk di minta.