Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Bahasa Indonesia dan Dilema pada Era Modern

Diperbarui: 14 Maret 2023   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbanyak di asia. Terdapat beragam etnis, budaya, kepercayaan agama, bahkan bahasa. Namun, dibalik beragamnya bahasa adat di Indonesia terdapat bahasa yang resmi menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Bahasa Melayu sendiri menjadi bahasa pengantar seluruh masyarakat Indonesia cikal bakal bahasa Indonesia. Bahasa Melayu di pilih sebagai bahasa persatuan karena di anggap bahasa yang mudah dimengerti dan banyak di pergunaan dalam perdagangan kerajaan besar di masanya seperti kerajaan Sriwijaya.

Penggunaan bahasa Indonesia juga telah lama dipergunakan terlihat pada prasasti yang ditemukan di Palembang, Jambi dan Bangka yang telah ada sejak dulu. Perkembangan sosio kultural telah berubah secara signifikan mengikuti perubahan zaman dan masyarakat pada masa itu mulai memilih bahasa yang ingin di pergunakan untuk berkomunikasi antar suku bangsa. Dan tepat pada Deklarasi Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 bahasa Melayu di tetapkan secara resmi sebagai bahasa pemersatu.

Sejak saat itu bahasa Indonesia telah banyak perubahan sekaligus penambahan karena banyaknya kosakata baru di era sekarang. Perubahan ini mendapat peresmian sendiri dari pemerintah dan sekaligus memperbanyak kosakata baru pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia bersifat flexsibel dan adaptif karena dapat mengikuti era yang sekarang.

Namun dikala era yang modern dan semakin maju terdapat banyak Pro dan Kontra pada penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan percampuran bahasa Indonesia dengan bahasa asing ini marak terjadi dan menimbulkan kontoversi pada masyarakat. Hal ini terjadi karena beberapa masyarakat berpendapat adanya percampuran bahasa tersebut dapat teridentifikasi sebagai penjajahan negara yang tidak langsung. Adanya sifat meniru-niru budaya negara lain dapat perlahan merusak budaya negara Indonesia terlebih pada sektor bahasa.

Masyarakat cenderung berpemikiran bahwa budaya dan bahasa asing lebih terlihat keren dan maju dibanding bahasa Indonesia. Sikap pemikiran ini menimbulkan sebuah kesimpulan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar tidak berperan sebagaimana mestinya. Orang tua di Indonesia bisa dikatakan lebih bangga kepada anaknya yang menggunakan bahasa asing. Karena itu bahasa Indonesia di negaranya sendiri dapat dengan mudah digantikan perannya oleh bangsa asing.

Pemerintah pun telah melakukan upaya mencegah dan mempertahankan pentingnya bahasa Indonesia dengan memberlakukan kurikulum pembelajaran dari sekolah dasar hingga perguruaan tinggi. Langkah pemerintah sudah tepat dalam memberlakukan kurikulum tersebut agar masyarakat dapat lebih mempelajari dan mencintai budaya dan bahasa nya sendiri dibanding bahasa asing.

Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia kita harus mendukung upaya dari pemerintah dengan mencintai bahasa negri kita sendiri dan bijak dalam mempergunakan bahasa asing. Mempelajari bahasa asing adalah hal yang bagus dan perlu untuk berkomunikasi dengan negara lain. Namun, pergunakanlah dengan bijak dan semestinya serta tidak mencampurkannya dengan bahasa Indonesia yang telah menjadi bahasa kesatuan Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline