Coaching merupakan hubungan kemitraan dengan klien, dalam suatu percakapan yang kreatif,dan memicu pemikiran untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional klien. Coaching bertujuan untuk menuntun coachee menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atau mencapai tujuan yang dikehendaki. Coach dan coachee merupakan dua orang atau lebih yang berinteraksi atau berdiskusi yang memiliki hubungan kesetaraan.
Coaching dalam dunia pendiidkan dapat dilakukan antara kepala sekolah sebagai coach dan guru sebagai coachee, atau guru dengan sesama guru ( masing masing ada yang berperan sebagi coach dan lainnya coachee atau guru (sebagai coach ) dengan murid ( sebagai coachee ). Sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantoro bahwa coaching menjadi salah satu proses menuntun belajar murid melalui pertanyaan pertanyaan reflektif untuk mencapai kodratnya
Pada proses coaching sangat diperlukan keterampilan asking dari coach dalam rangka menggali, dan menuntun coachee untuk menemukan solusi dari masalahnya, melaksakan dan merasakan dampaknya sendiri. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan.
Untuk mewujudkannya maka sangat penting memahami paradigma berpikir coaching diantaranya : 1)Fokus pada coachee, 2) bersikap terbuka dan rasa ingin tahu lebih banyak, 3) memiliki kesadaran diri yang kuat, 4)membantu coachee melihat peluang peluang baru. Selain itu penting memahami prinsip prinsip coaching yaitu: kemitraan, percakapan Kreatif dan memaksimalkan potensi.
Choaching yang berhasil dicirikan dengan perubahan cara pandang atau cara pikir atau choachee menemukan ide ide kreatif atas tantangan yang dihadapi .
Oleh karena coach wajib memiliki kompetensi Presence ( yaitu kehadiran penuh jiwa, raga pikiran terarah bagi coachee, sabar terbuka ) , mendengarkan dengan aktif ( kemampuan menyimak pembicaaran /diskusidan memahami maksudnya) serta mengajukan pertanyaan berbobot ( pertanyaan terbuka dimana coahee dirangsang untuk berefleksi memenukan ide ide baru )
Secara sederhana agar kegiatan coaching berjalan optimal memcapai tujuan, maka percakapannya menggunakan alur " TIRTA ". Langkah pertama adalah menemukan tujuan ( T), selanjutnya Identifikasi ( I ) maksudnya menemukenali situasi yang dihadapi, apa yang melatarbelakangi, situasi apa yang diharapkan.
Selanjutnya Rencana Aksi ( R) yaitu kegiatan setelah menemukenali situsi saat ini dan harapan yang hendak dicapai maka perlu membuat langkah langkah untuk mencapainya melalui rencana aksi dan terakhir Tanggung jawab (TA) yaitu komitmen atas rencana yang disusun. Ini dapat juga disebut kontrol atau monitor sejauh mana rencana aksi dilaksankan.
Pembelajaran Coaching supervisi akademik ini ( modul 2.3) terkoneksi dengan modul 2.1 ( Pembelajaran untuk memenuhi Kebutuhan Murid ) dan modul 2.2 ( Pembeajaran Sosial dan Emosional ).
Semua guru pasti melihat, merasakan dan menyadari bahwa murid muridnya beragam latar belakang, budaya, kemampuan, minat, bakat. Maka peran guruadalah memfasilitilasi agar kebutuhan murid yang beragam itu terfasilitasi dengan pembelajaran berdeferensiasi.
Oleh karena itu guru sebaiknya memahami , gaya belajar murid, minat dan bakat agar dalam pendampingan belajar guru mampu memfasilitasi mereka bertumbuh dan berkembang dalam sikap siritual dan sosial, pengetahuan dan keterampilan