Lihat ke Halaman Asli

Kisah Ibu Perantauan dari Jakarta Sampai ke Yogyakarta

Diperbarui: 2 Februari 2023   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

"Saya disini tidak mau merepotkan orang lain selagi saya masih diberi kekuatan oleh-Nya dan masih sanggup melakukannya sendiri." Bu Pon.

Seorang ibu perantauan yang menghidupi dirinya sendiri tanpa ada campur tangan dari anak-anaknya, hanya dengan berjualan lauk-laukan dan buah-buahan dipasar. Beliau adalah ibu yang bernama Pon (62) dari Tangerang Selatan.

Ketika ia menikah, Bu Pon mengikuti suaminya pindah ke Jakarta Utara. Disana Bu Pon bekerja membantu pemilik kios makanan sebagai penyaji makanan di Pasar Senen, Jakarta Utara. 

"Suami saya sudah meninggal karena serangan jantung." Jelas Bu Pon mengenai suaminya yang telah lama meninggalkannya.

Setelah ia ditinggal sang suami karena serangan jantung dan anak-anaknya beliau juga sudah berkeluarga, ia memutuskan untuk merantau ke Yogyakarta karena tidak mau merepotkan anak-anaknya. "Saya juga sudah mempunyai dua cucu udah pada besar masuk SMA." Tambah Bu Pon.

Di Yogyakarta Bu Pon tinggal bersama salah satu saudaranya di daerah Gondomanan, Kota Yogyakarta. "Saya anak nomor empat dari tujuh bersaudara. Saya disini tinggal dengan saudara saya disekitar Gondomanan sini." Jelas Bu Pon.

Karna rumah saudara Bu Pon dekat dengan Pasar Bringharjo, ia memutuskan untuk berjualan didekat pasar untuk memenuhi kebutuhannya. "Karena dari rumah ke pasar deket, jadi saya berjualan saja diluarnya sini." Tambah Bu Pon.

Ia juga bercerita setiap hari pagi buta sudah berangkat ke Pasar untuk mencari bahan jualan. Dimulai dari jam lima pagi hingga siang Bu Pon berjualan di trotoar depan Taman Budaya Yogyakarta. Bu Pon berjualan lauk sayur-sayuran dan oseng-osengan. Buah-buahan juga turut dijual Bu Pon.

Penghasilan Bu Pon seharinya mendapatkan 80 sampai 100 ribu rupiah. Ia menjual lauk sayur-sayurannya dengan harga tiga ribu rupiah sampai lima ribu rupiah perbungkus. Buah-buahannya ia jual dengan harga lima ribu rupiah sampai delapan ribu rupiah.

"Semuanya saya jual murah, oseng-osengan tiga ribu, sayur-sayuran lima ribu, buah-buahan ada yang lima ribu delapan ribu, sesuai sama buah apa yang saya jual hari itu. Kadang kalau ada yang mau beli buah tapi sudah busuk saya kasihkan saja tidak perlu dibayar. Sudah jelas kelihatan busuk tapi tetap ingin dibeli, mungkin pembeli itu sudah kepingin banget." Jelas Bu Pon mengenai nominal harga berapa ia menjual dagangannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline