Lihat ke Halaman Asli

Yohana Valentine

Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Indonesia's Chairmanship ASEAN 2023 Menjadi Jalan yang Tepat Bagi ASEAN untuk Mencapai Stabilitas Ekonomi

Diperbarui: 27 Maret 2023   04:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

ASEAN atau The Association of Southeast Asian Nations adalah organisasi regional yang terdiri atas 10 negara di Kawasan Asia Tenggara. Di luar 10 negara anggota tersebut, saat ini ASEAN memiliki 2 negara kandidat sebagai pegamat yaitu Papua Nugini dan Timor Leste. ASEAN pada awalnya dibentuk oleh 5 negara di Asia Tenggara di bawah Deklarasi ASEAN. Negara tersebut yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.

Tujuan utama dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional yaitu untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, perbaikan sosial dan pembangunan budaya di kawasan. Tidak hanya itu, ASEAN juga bertujuan untuk mempromosikan perdamaian dan kestabilan kawasan. Dalam pelaksanaannya, ASEAN menjadi wadah bagi negara di Asia Tenggara untuk menyelesaikan berbagai konflik. Tidak hanya dalam bidang ekonomi, ASEAN juga berusaha menjaga keamanan dan politik yang dilakukan dengan tetap mengedepankan kedaulatan negara sebagai salah satu prinsip yang dipegang oleh ASEAN.

Sebagai organisasi regional yang besar, ASEAN mengadakan KTT ASEAN dua kali dalam satu tahun sejak KTT pertamanya di tahun 1976. KTT ASEAN adalah badan pembentuk kebijakan tertinggi ASEAN yang diikuti oleh Kepala Negara atau Pemerintahan negara anggota ASEAN. Setiap tahunnya, KTT ASEAN diketuai oleh salah satu negara anggota. Oleh karena itu, satu negara anggota yang dipilih sebagai ketua (chair) KTT ASEAN akan bertanggung jawab menentukan waktu dan menyelenggarakan dua pertemuan KTT dalam satu tahun.

Untuk tahun 2023, KTT ASEAN akan diketuai oleh Indonesia. Pada KTT ASEAN terakhir di bulan November 2022, Kamboja sebagai ketua KTT ASEAN 2022 secara resmi telah memindahkan posisinya kepada Indonesia sebagai ASEAN Chairmanship 2023. Ini adalah kali keempat bagi Indonesia sebagai ketua dari KTT ASEAN setelah menjadi ketua di tahun 1976, 2003 dan 2011. Fenomena ini tentu saja menjadi tantangan yang baru bagi Indonesia dimana KTT ASEAN akan diadakan di tengah kondisi pasca pandemi dengan berbagai gejolak ekonomi global yang sudah diprediksikan sejak awal tahun 2023. Selain itu, dengan adanya perang Rusia-Ukraina menjadikan harga barang dan komoditas meningkat yang mendorong inflasi terus terjadi.

Setelah Presidensi Indonesia dalam KTT G20 tahun 2022 kemarin, Indonesia diharapkan mampu menjaga kualitas kepemimpinannya dalam ASEAN Chairmanship 2023. Keberhasilan Indonesia dalam Presidensi G20 kemarin telah menghasilkan berbagai ekspektasi dari berbagai pihak. Indonesia di tahun 2023 diharapkan mampu memimpin ASEAN untuk mencapai agenda prioritas dari kepentingan nasional dalam kawasan ASEAN. Tidak hanya itu, melalui ASEAN Chairmanship 2023, Indonesia juga diharapkan mampu mengarahkan perdagangan menuju integrasi ekonomi regional disamping menyelesaikan masalah global.

Dalam KTT ASEAN 2023, Indonesia memimpin dengan tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth". Alasan Indonesia memilih tema ini karena Indonesia ingin ASEAN di tahun 2023 tetap menjadi organisasi regional yang relevan dan penting dengan mengutamakan kemajuan dalam setiap aspek yang dimiliki oleh setiap negara anggota, salah satunya aspek ekonomi.

Dari tema ASEAN Chairmanship 2023 ini, Indonesia kemudian membentuk berbagai agenda prioritas dalam ekonomi yang dikemas dalam Indonesia's Priority Economic Deliverables (PED). PEDs terdiri atas 16 prioritas utama dalam tiga kategori. Kategori pertama yaitu Pemulihan dan Pembangunan Kembali dengan tujuan untuk membangun pertumbuhan regional melalui pasar yang terhubung dan daya saing baru. Kategori kedua yaitu Ekonomi Digital yang bertujuan untuk mempercepat transformasi dan partisipasi ekonomi digital yang inklusif. Kategori terakhir yaitu Keberlanjutan untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan untuk masa depan yang tangguh. Berbagai prioritas di bawah tiga kategori ini secara strategis disusun oleh Indonesia demi tercapainya kerjasama ekonomi yang maju dan pemulihan yang cepat atas pandemi COVID-19 dan masalah global lainnya.

Selama proses menjelang KTT ASEAN 2023, ASEAN berusaha untuk menegaskan kembali beberapa strategi ASEAN untuk mencapai agenda prioritas. Salah satu strateginya yaitu ASEAN Trade in Goods Agreement atau biasa disingkat ATIGA. ATIGA adalah sebuah perjanjian yang dibentuk oleh Menteri Ekonomi ASEAN pada tahun 2007. Perjanjian ini hadir untuk menguatkan Tarif Preferensi Aktif Bersama untuk Perjanjian Perdagangan ASEAN (CEPT-AFTA) agar menjadi hukum yang lebih komprehensif. Dengan menekan penerapan ATIGA, ASEAN diharapkan secara berkala dapat mengimplementasikan strategi mencapai integrasi ekonomi sesuai dengan kemampuan dan rencana ASEAN.

Strategi lain yang ASEAN tekankan di tahun 2023 adalah ASEAN Digital Economy Framework (DEFA). DEFA dibentuk oleh ASEAN sebagai dasar bagi ASEAN untuk mencapai agenda prioritas kedua yaitu Ekonomi Digital. Secara umum, tujuan dari adanya DEFA adalah memfasilitasi perdagangan tanpa batas, mengadakan pembayaran digital tanpa batas, melindungi data di samping inovasi digital, mendorong kewirausahaan dan sebagai sarana untuk mengoordinasikan tindakan ASEAN agar tetap sejalan dengan framework. DEFA dalam implementasinya diawasi dan didukung langsung oleh The ASEAN Coordinating Committee on Electronic Commerce (ACCEC). ACCEC harus memastikan bahwa implementasi dari DEFA berjalan dengan baik untuk mencapai integrasi digital.

Indonesia sebagai keketuaan ASEAN 2023 sejauh ini dianggap berhasil dalam mencapai berbagai poin penting ASEAN. Hal ini dapat terlihat dari berhasilnya Indonesia menyelenggarakan pertemuan ASEAN Economic Minister (AEM) Retreat yang ke-29 di bulan Maret 2023. AEM Retreat adalah pertemuan pertama dalam Indonesia's ASEAN Chairmanship yang diselenggarakan dalam level Menteri Ekonomi. 

Sebagai ketua, Indonesia berhasil mempersatukan berbagai Menteri Ekonomi dari negara-negara di ASEAN untuk hadir bersama di Magelang, Indonesia untuk membahas dan menyepakati tujuh dari Capaian Prioritas Ekonomi. Selain itu, dalam pertemuan ini juga para Menteri Ekonomi berhasil membahas perkembangan dari DEFA, pertumbuhan ATIGA, hubungan perdagangan bebas ASEAN dengan China, keanggotaan Timor Leste dalam ASEAN dan berbagai poin penting lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline