Lihat ke Halaman Asli

Yohana Valentine

Mahasiswa Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Ketidakstabilan Nilai Tukar Rupiah Jika Ditinjau dari Teori Paritas Daya Beli

Diperbarui: 12 Maret 2023   23:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Depresiasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Apresiasi Dolar Amerika Serikat (Sumber: cnbcindonesia.com)

Gejolak dalam ekonomi internasional terus terjadi hingga tahun 2023. Hal ini dirasakan oleh setiap pelaku ekonomi yang ambil bagian dalam perdagangan internasional. Salah satu pelaku ekonomi yang terlibat dan terdampak atas permasalahan ekonomi internasional yaitu negara.

Indonesia menjadi negara yang turut merasakan dampak dari gejolak ekonomi internasional. Berbagai bentuk ancaman atas kestabilan ekonomi internasional dan domestik terus hadir, seperti inflasi hingga prediksi terjadinya resesi global di tahun 2023. Hal ini menimbulkan kekhawatiran yang besar bagi negara, termasuk Indonesia.

Menurut IMF, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi dan diperkirakan di tahun 2022 perekonomian Indonesia akan terus bertumbuh. Ini adalah awal mula yang baik bagi Indonesia sebagai upaya pemulihan dari pandemi COVID-19 yang sempat melumpuhkan perekonomian Indonesia.

Saat ini Indonesia perlu untuk terus berfokus pada upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi domestik agar untuk menghindari peningkatan inflasi dan mencegah kerugian hebat pada perekonomian Indonesia.

Meskipun Indonesia sudah melakukan berbagai macam upaya baik dalam berbagai skala dimulai dari nasional sampai internasional, Indonesia masih dihadapkan pada suatu ancaman yang dapat mengancam kestabilan ekonomi Indonesia. Ancaman tersebut tidak lain adalah ketidakstabilan nilai tukar mata uang, dalam konteks ini yaitu Rupiah.

Sebagai mata uang Indonesia, Rupiah berperan sebagai sarana bagi semua orang di Indonesia untuk melakukan kegiatan jual beli. Sama seperti negara lain, Indonesia melakukan jual beli mata uang asing dalam pasar internasional. Dalam hal ini, bank adalah pelaku utama dalam transaksi valuta asing.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia secara berkala mengalami pelemahan Rupiah. Faktor penyebab dapat timbul dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, dimana semua faktor saling berkaitan dan menciptakan alterasi nilai tukar mata uang Rupiah.

Salah satu faktor yang mendorong terjadinya perubahan nilai tukar Rupiah adalah meningkatnya inflasi dan penguatan mata uang negara lain, terkhusus di Amerika Serikat. Dolar Amerika Serikat telah menjadi acuan oleh dunia dalam menentukan nilai mata uang mereka. Sehingga pada saat dolar AS mengalami penguatan mata uang atau disebut dengan apresiasi, maka Indonesia relatif mengalami pelemahan Rupiah, yang dinamakan depresiasi.

Dalam ilmu ekonomi, fenomena ini dapat ditinjau melalui salah satu teori ilmu ekonomi yang dinamakan teori paritas daya beli.

Teori paritas daya beli atau biasa disebut sebagai purchasing power parity adalah teori yang biasa digunakan untuk merumuskan nilai tukar mata uang dan keseimbangan kurs.

Asumsi utama atas teori ini adalah harga suatu barang di negara tertentu harus sama di negara lain jika sama-sama dilihat dari satu mata uang. Oleh karena itu, teori ini juga disebut sebagai "hukum satu harga" dimana setiap barang harus memiliki harga yang setara di semua negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline