Lihat ke Halaman Asli

Yohana Sihotang

Mahasiswi Teknologi Pangan Universitas Diponegoro

Perlakuan Suhu Rendah dan Pemberian Kemasan Untuk Meminimalisir Penyusutan Bobot dan Perubahan Visualisasi Buah Pisang Selama Penyimpanan

Diperbarui: 17 Desember 2023   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Produk hortikultura memiliki karakteristik fisiologis yang mudah rusak, sehingga memerlukan metode penanganan yang tepat pasca pemanenan. Buah yang sudah dipanen dan disimpan pasti akan mengalami susut bobot. Semakin lama penyimpanan, maka susut bobot juga semakin besar. Hal ini terjadi karena buah yang telah dipanen akan terus memakai cadangan makanan dalam mekanisme metabolismenya sehingga menyebabkan proses pematangan buah menjadi lebih cepat. Perubahan warna kulit buah juga terjadi selama pematangan akibat degradasi klorofil secara bertahap yang tidak tertutupi oleh pigmen karotenoid. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang tepat untuk meminimalisir penyusutan bobot dan perubahan visualisasi buah pisang selama penyimpanan.

Buah dibagi menjadi 2 jenis yaitu buah klimaterik dan nonklimaterik. Buah klimaterikmerupakan buah yang mengalami peningkatan produksi CO2 seiring dengan pemasakan buah dan disertai dengan tingginya produksi gas etilen. Pisang termasuk dalam kategori buah klimaterik, sehingga buah pisang rentan mengalami perubahan organoleptik dan susut bobot.

Buah yang disimpan pada suhu ruang akan lebih cepat mengalami perubahan organoleptikdan cepat mengalami penyusutan dibandingkan buah yang disimpan di suhu rendah. Hal ini disebabkan oleh laju respirasi dan transpirasi yang berjalan lebih cepat pada suhu ruang.

Suhu normal/tinggi akan perubahan visual dan bobot buah pisang yanglebih cepat dibandingkan pada suhu dingin. Namun, buah pisang juga rentan terkena chilling injury. Chilling injury terjadi akibat pisang disimpan di bawah titik optimalnya. Chilling injury akan menyebabkan pisang mengalami perubahan warna yang tidak seharusnya, yaitu berwarna kehitaman akibat adanya kerusakan mitokondria sehingga produksi ATP menurun, terakumulasinya senyawa etilen, dan akan merangsang sintesis lignin (penyebab mengerasnya jaringan daging buah). Hal ini menandakan bahwa suhu penyimpanan dingin yang digunakan berada di bawah suhu optimum pisang. Suhu yang optimal untuk penyimpanan pisang berkisar antara 13C-15C.

Pemberian kemasan juga dapat membantu meminimalisir penyusutan bobot danperubahan visualisasi buah pisang selama penyimpanan. Pemberian kemasan pada pisang akan menjaga kualitas buah. Saat ini, kemasan yang sering digunakan yaitu plastik. Permeabilitas, salah satu sifat plastik, yang berarti dapat ditembus oleh uap air, CO2, dan O2, sehingga plastik mampu berperan dalam memodifikasi ruang kemas selama penyimpanan.

Plastik mampu menghambat proses oksidasi. Plastik dapat menghalau panas dari lingkung ke buah, sehingga proses transpirasi berjalan lambat dan buah tetap terjaga kelembabannya. Pemberian kemasan pada perlakuan suhu akan menyebabkan buah lebih terjagakualitasnya dibandingkan buah yang disimpan suhu ruang dan suhu dingin non kemasan. Halini karena dengan kemasan akan membatasi keberadaan oksigen, menjaga kelembaban, dankecepatan penguapan akan lebih lambat sehingga penyusutan bobot terhambat. 

Jadi, berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa buah yang sudah dipanen dan disimpan pasti akan mengalami susut bobot dan perubahan visualisasi. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir penyusutan bobot dan perubahan visualisasi buah pisang selama penyimpanan antara lain mengatur suhu dan memberikan kemasan. Suhu yang rendah akan membantu untuk menghambat laju respirasi dan transpirasi buah pisang. Namun, perlu juga diperhatikan agar suhu tidak terlalu rendah dan buah pisang tidak mengalami chilling injury. Selain itu, pemberian kemasan juga dapat menekan perubahan bobot dan visualisasi buah pisang. Kemasan akan melindungi dan membatasi interaksi buah dengan lingkungan selama masa penyimpanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline