Lihat ke Halaman Asli

Yohana Eunike Stefi

Part of Gerilya (Gerakan Inisiatif Tenaga Surya) KESDM

Rancang PLTS, Siapa Takut?

Diperbarui: 22 Februari 2023   22:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sedang menjadi tren dan marak digunakan di Indonesia. Kepopuleran PLTS ini dikarenakan sumber daya alamnya yang terbarukan dan ramah lingkungan. Jenis PLTS yang saat ini banyak digunakan adalah PLTS atap yang dipasang di atap bangunan, baik itu rumah, gedung perkantoran, atau pabrik.

Dalam penggunaannya, PLTS merupakan jenis pembangkit yang instalasinya mudah dipasang jika dibandingkan dengan pembangkit lainnya. PLTS ini juga tidak memerlukan lahan kosong di daratan karena dapat ditempatkan di atap bangunan ataupun danau. Lalu, bagaimana Langkah-langkah dalam merancang PLTS? Ayo kita simak penjelasan dibawah

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data meliputi lokasi bangunan, orientasi dan kemiringan atap, jumlah dan konsumsi listrik bangunan, serta peraturan dan persyaratan teknis yang berlaku di daerah tersebut.

2) Penentuan kapasitas PLTS

Kapasitas PLTS ditentukan berdasarkan kebutuhan listrik bangunan, orientasi dan kemiringan atap, dan faktor-faktor seperti kepadatan radiasi matahari dan iklim di daerah tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kapasitas PLTS yang diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan listrik bangunan tersebut. Kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jumlah peralatan listrik yang digunakan, jumlah penghuni bangunan, dan sebagainya. Semakin besar kebutuhan listrik, semakin besar pula kapasitas PLTS yang diperlukan.

3) Pemilihan jenis panel surya

Pemilihan jenis panel surya meliputi pemilihan jenis sel surya, jenis modul surya, dan jenis rangkaian panel surya. Panel surya terdiri dari beberapa jenis, seperti panel polikristalin, monokristalin, thin-film, dan sebagainya. Pemilihan jenis panel surya harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti efisiensi konversi, tahan lama, dan harga. Contohnya panel polikristalin memiliki efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan panel monokristalin, namun harganya lebih terjangkau.

4) Perancangan sistem kelistrikan

Perancangan sistem kelistrikan meliputi desain sistem kabel, pemilihan inverter, dan desain sistem pengendali daya. Inverter berfungsi mengubah arus listrik searah yang dihasilkan oleh panel surya menjadi arus listrik bolak-balik yang dapat digunakan oleh peralatan listrik di bangunan. Sistem kabel berfungsi menghubungkan panel surya, inverter, dan peralatan listrik di bangunan. Sistem kelistrikan harus dirancang agar dapat menghasilkan dan mendistribusikan listrik dengan efisien dan aman.

5) Desain struktur penopang panel surya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline