Inkulturasi agama, adalah penyisipan nilai esensial agama ke dalam suatu praktik kebudayaan.
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam, suku, bahasa, dan agama. Tidak heran, kekayaan ini membuat indonesia mendapat julukan Heaven of earth.
Secara pribadi, saya sangat bersyukur dapat dilahirkan di belahan bumi khatulistiwa ini. Dengan gratis, saya dapat menikmati semuanya tanpa harus perlu memulai dari nol. Saya dapat menganut satu agama tanpa perlu menghilangkan identitas kesukuan saya.
Saya juga dapat mengenal dan mengetahui banyak saudara-saudara setanah air dari pulau atau pun suku yang berbeda. Kekhasan masing-masing suku kami bagi bersama; bukan untuk membuat perbedaan atau jarak, akan tetapi untuk membangun kekayaan kebersamaan sebagai saudara setanah air sehingga menciptakan kebhinekaan.
Inkulturasi: Salah Satu Cara Menghidupkan Moderasi Beragama Sekaligus Berbudaya.
Pada kesempatan ini, saya akan membagikan sebuah cara untuk memperkuat moderasi antara kita. Salah satu tradisi kami di sumatera utara dalam mempererat moderasi beragama dengan budaya adalah Inkulturasi.
Istilah inkulturasi
Secara etimologis, Inkulturasi berasal dari bahasa latin; in (dalam) dan colere (mengolah, menyembah, beribadat). Maka, secara ringkasi dapat disimpulkan bahwa inkulturasi adalah "penyisipan ke dalam suatu kebudayaan". Jadi, jika dikatakan inkulturasi agama, maka diartikan "penyisipan nilai esensial agama ke dalam suatu praktik kebudayaan".
Perlu diketahui bahwa inkulturasi ini bukan praktek klenik (gaib) melainkan bermanfaat. praktek ini tidak mengaburkan pesan dalam agama itu tetapi malah menerangi atau mengekpresikan nilai essensi dari agama itu.
Inkulturasi adalah cara yang baik untuk mempersatukan hubungan agama dan budaya. Secara ringkas, ada 2 nilai yang diberikan budaya terhadap agama:
1.Budaya sebagai sarana mengekspresikan nilai essensial agama
Budaya dijadikan oleh agama sebagai sarana untuk mengekspresikan nilai essensial dari agama itu sendiri. Jika seseorang mengikuti peribadatan dengan tradisi sukunya, maka tentu akan semakin mengakar dalam hatinya. saya sendiri, sangat bisa masuk ke dalam inti dan pesan perayaan jika dilakukan demikian.
Contohnya dapat dilihat dari tari persembahan tor-tor oleh para muda-mudi batak berikut.
Tor-tor dalam Gereja