2 Tawarikh 7:14
Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.
T'rimakasih Tuhanku
Oh Tuhan...
Dunia bagai anak durhaka...
Tanpa tahu diri berkata: "tuhan adalah mimpi, dia boneka buatan, dan telah mati..."
Padahal saat mereka butuh, mereka datang dengan air mata
melantunkan omong kosong yang hanya tahu meminta dan setelah itu kembali berpaling...
Tetapi biarlah mereka berkata kosong
tetap menjadi malin kundang bagi angkatannya
Karena Tuhan adalah Tuhanku bukan tuhan mereka
Tuhan...
Bukit Golgota adalah saksi kebaikanMu...
Tak ada benci, tak ada dendam, dan tak ada marah dalam hatiMu
Meski mereka menyiksaMu, meludahiMu, menelanjangiMu, dan salibkanMu,
Kau maafkan mereka dengan laguMu:
"Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat".
Maafkan daku Tuhan...
Terkadang aku juga ikut salibkanMu
aku berdiri di hadapanMu
namun bukannya membantu memikul salib beratMu, malah berdiri tegak menimpa salibMu
Tak tahu diri, nafsu dunia kujadikan piala kemenanganku
kuanggap tropi kemenangan adalah nikmat duniaku
padahal Engkau menderita demi diriku...
Maafkan daku Tuhan...
aku telah menyayat hati Mu dengan dosaku
TinggalkanMu tanpa peduli
jikalau pun berbuat, hanya menjadi duri bagi Hati KudusMu...
Tetapi syukurlah Tuhan Engkau baik hati
Kau selalu setia temaniku
Meskipun aku tak selalu setia padaMu
Kau tetap setia jadi sahabat terbaikku
Meski durhaka diriku
Kau tetap t'rima daku jadi anakMu
Setiap detik, setiap menit, tak pernah bosan Dikau menuggu pertobatanku...
tak pernah sekalipun Kau tutup telingaMu dengar doaku...
meskipun itu adalah rengekan dari anak kecil, Kau tetap peduli padaku...
T'rimakasih Tuhan...
Aku beruntung jadi anakMu
Kau telah berikan segalanya untukku
Tanpa kupohon dan tanpa kuharap
Kau relakan diriMu untukku
tak tanggung, kau kurbankan dirimu demi aku sipendosa
Yang tak tahu bersyukur, tak pernah puas, dan selalu menuntut...
Namun engkau tetap sabar.
Sabar menanti kapan aku bertobat
Kembali padamu
Meski kau tahu, aku belum tentu mengasihimu
T'rimakasih Tuhanku
tak kusia-siakan waktuku
"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya"
demikian Kau ajarkan padaku.
bantulah aku juga berkorban ya Tuhan
mengorbankan waktu, tenaga, dan segenap yang kumiliki bagi saudara-saudaraku...
akan kuperjuangkan seperti Engkau berjuang demi aku
Tuhan, tetaplah bersamaku ...
Aku percaya, meski kata-kataku ini hanyalah tulisan, tetapi dapat membuatMu bahagia...
sebab ini dari hatiku...
dimensi yang terdalam dari diriku
yang tercurah sebagai kilas balik dari kebaikanMu...
Terpujilah Engkau Tuhan...
kini dan selama-lamanya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H