Lihat ke Halaman Asli

Kasus Pembunuhan di Pulomas dari Perspektif Sosiologi

Diperbarui: 28 Desember 2016   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: okezone.com

Kasus pembunuhan sadis dan perampokan di pulomas, Jakarta Timur ( 26/12/2016) menjadi kasus yang sangat kejam dimana pelaku menyekap korban  sebanyak 11 orang dimasukkan ke dalam kamar mandi yang berukuran sekitar 1,5 meter X 1,5 meter tersebut. Itu adalah perbuatan yang sangat tidak manusiawi. Korban yang meninggal sebanyak 6 orang yakni Ir Dodi Triono (pemilik rumah), Diona Arika Andra Putri (anak), Dianita Gemma Dzalfayla (anak ketiga korban), Amel  (teman anak korban), Yanto (sopir), Tasrok (sopir) dan 5 diantaranya masih hidup yakni Emi, Zanette, Santi, Fitriani, dan Windy  sehingga dibawa ke rumah sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur. Sehingga kasus tersebut ditanggani oleh kepolisian Jakarta Timur. Kepolisian tersebut mengatakan bahwa pelaku berjumlah 3-4 orang.

Keesokan harinya pada hari Rabu (28/12/2016) tim kepolisian berhasil menemukan pelaku berjumlah 2 orang yang bernama Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang di kawasan Bekasi. Satu diantaranya tewas dan satunya lagi berhasil ditangkap. Kemudian 2 pelaku lagi melarikan diri.

Perspektif Sosiologi

Dari kasus tersebut dilihat dari pelaku tersebut untuk diamati melalui pandangan sosiologi

  • Dari kasus tersebut dilihat pelaku sebagai bentuk penyimpangan sosial sebab pelaku melakukan tindak kejahatan seperti penganiayaan dan pembunuhan terhadap korban sehingga pelaku dicap (labelling) sebagai kejahatan
  • Kemudian pelaku juga telah melanggar norma-norma berupa norma hukum yang berlaku sehingga pelaku sangat sulit untuk diterima kembali ke masyarakat sebab pelaku telah melakukan tindakan kejahatan terhadap korban
  • Lalu pelaku yang melakukan penyimpangan kejahatan tersebut disebabkan kurangnya sosialisasi primer seperti keluarga. Akan kurangnya kebutuhan sosialisasi keluarga akan  membentuk kepribadian yang ganda sehingga individu melakukan tindakan semena-mena seperti halnya perilaku yang dijelaskan diatas. Dengan begitu akan sangat sulit untuk membentuk kepribadian yang baik bila kebutuhan komunikasi keluarga kurang mendapat perhatian.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline